Oleh: Bratani Amidarma
Sumber: Instagram @bocahpremiere
Tidak dapat disangkal bahwa film animasi yang biasanya ditonton untuk anak-anak, kini menjadi sebuah fenomena baru dalam industri animasi Indonesia. Film yang berjudulkan Jumbo yang rilis perdana pada 31 Maret 2025 lalu mencatat rekor sebagai film animasi Indonesia terlaris yang memiliki 10 juta penonton dalam kurun waktu dua bulan. Selama proses produksinya dalam 5 tahun, film ini melibatkan banyak kreator lokal seperti animator, technical engineer, musisi, hingga visual artist. Dalam film ini juga membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu untuk bersaing dan menjadi kebanggaan nasional.
Film yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy ini tidak hanya sukses secara komersial hingga menjadi film animasi terlaris di Asia Tenggara, melainkan juga meninggalkan kesan yang mendalam. Tak heran bila film ini dianggap sebagai pencapaian besar di industri film Indonesia hingga diapresiasi karena pencapaiannya meraih 10 juta penonton. Tidak sampai di situ, film Jumbo juga telah berhasil mencapai skala internasional lewat penyelenggaraan Intimate Screening dengan kalangan diplomatik asing di Plaza Senayan, Jakarta. Ini membuktikan bahwa kualitas karya animasi film ini tak bisa dipandang sebelah mata.
Film yang bertemakan tentang keberanian, persahabatan, dan perundungan ini memberikan makna yang dalam. Tokoh utama, Don, ialah seorang anak yatim piatu yang selalu diejek dikarenakan memiliki tubuh yang gemuk sehingga kerap dipanggil “Jumbo”. Melalui berbagai petualangan bersama teman-teman dan arwah kecil yang bernamakan Meri, membuat Don menjadi belajar untuk menerima dirinya sendiri. Selain itu, film ini juga menyoroti nilai keluarga dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Film Jumbo juga menyampaikan pesan agar masyarakat memiliki kepedulian yang lebih terhadap isu bullying yang masih sering terjadi di sekitar kita, serta mengajak anak-anak untuk berani bermimpi dan berkreasi tanpa takut akan kekurangan atau ejekan.
Di balik animasi yang memukau dan menghibur para penonton, Jumbo juga membawa dampak sosial yang kuat. Kisah Don dalam film Jumbo sangat inspiratif dikarenakan mampu menggambarkan perjuangan seorang anak yatim menghadapi perundungan dan rasa rendah diri dengan penuh keberanian. Selain itu, film ini berhasil menyoroti betapa pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam proses tumbuh kembang anak, serta bagaimana pengalaman masa kecil baik kehilangan, perundungan, maupun kemiskinan dapat membentuk karakter seseorang.
Jumbo membuktikan bahwa film animasi lokal mampu menjadi kekuatan budaya yang membangun karakter bangsa. Tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga menginspirasi, mendidik, dan menyatukan masyarakat dalam semangat positif. Dengan dukungan pemerintah, apresiasi masyarakat, dan makna mendalam yang diusungnya, Jumbo layak disebut sebagai tonggak baru kebangkitan animasi Indonesia di kancah dunia.