Resensi Film: 200 Pounds Beauty, Bentuk Kritik Sosial akan Beauty Privilege

Karya: Salsanabilah Tworisya

Sumber: Laman Website Orami

Judul Film: 200 Pounds Beauty
Sutradara: Ody C. Harahap
Producer: Manoj Punjabi 
Penulis Naskah: Upi Avianto9 
Pemeran: Syifa Hadju, Baskara Mahendra, Allysa Daguise, Zsa Zsa Utari4
Durasi Film: 85 menit

Sinopsis

Film 200 Pounds Beauty merupakan remake asal Korea Selatan yang keluar pada 2006 dengan judul yang sama. Film ini bercerita tentang Juwita, si gadis gemuk yang memiliki suara emas. Berkat suaranya yang merdu, dia menjadi seorang penyanyi belakang layar untuk mengisi suara penyanyi cantik dan terkenal, Eva Primadona, yang tidak memiliki bakat dalam bernyanyi. Kemampuannya dalam bernyanyi hingga mengantarkan Eva Primadona menuju karier nan cemerlang, membuat Andre menganggap Juwita sebagai seseorang yang berharga baginya. Kepercayaan diri yang dulunya sempat meredup dalam diri Juwita, kini kembali berseri karena kehadiran Andre dalam hidupnya. Juwita kembali percaya akan kehadiran cinta, setelah sebelumnya kepercayaannya akan cinta dipatahkan berulang kali dengan laki-laki lain. Dirinya percaya bahwa Andre mencintainya dengan tulus apa adanya, meski di tengah kondisi fisiknya yang banyak mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar. Kehidupan yang terasa indah tersebut pada akhirnya runtuh hingga sebuah insiden tidak mengenakkan terjadi pasca pesta ulang tahun Andre. Secara tidak sengaja, Juwita mendengar perbincangan antara Andre dan Eva yang telah membuat dirinya merasa sakit hati dan malu. Akibatnya, Juwita pun memutuskan untuk melakukan operasi plastik untuk mengubahnya menjadi wanita cantik dalam standar yang selama ini tumbuh dalam masyarakat, yaitu perempuan yang bertubuh langsing serta menyembunyikan identitasnya menjadi Angel.

Resensi

Film besutan MD Pictures ini dikemas menjadi sebuah tontonan yang ringan dan memiliki beberapa selipan humor di dalamnya, sehingga cocok untuk menghibur penonton di waktu santai. Konflik yang diangkat pun merupakan isu yang relate dengan kehidupan saat ini, yaitu tentang krisis kepercayaan diri dan beauty privilege. Hadirnya pemeran lainnya dengan permasalahannya masing-masing makin menambah warna tersendiri dalam film tersebut, sehingga film terasa begitu hidup dan tidak terkesan monoton. Meski film dikemas secara ringan, tetapi pesan moral yang berusaha diselipkan di dalam film tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton. Misalnya tentang pentingnya mencintai diri sendiri, menjadi diri sendiri, dan pentingnya merawat kecantikan dalam hati. Film ini berusaha menampilkan sisi kecantikan yang sesungguhnya melalui sosok Juwita bahwa definisi cantik yang sesungguhnya berasal dari hati, bukan hanya sekadar penampilan fisik saja. 

Selain itu, film ini juga telah menunjukkan sisi hangat melalui hubungan persahabatan dan kekeluargaan yang mampu menggambarkan akan pentingnya kehadiran peran keduanya dalam mendukung kehidupan sosok Juwita yang sempat mengalami jatuh bangun dalam menghadapi krisis kepercayaan diri. 200 Pounds Beauty telah berhasil menghadirkan versi remake yang menghibur dan mengedukasi dengan tetap menyesuaikan unsur-unsur lokal. Hal tersebut membuat penonton turut larut dalam perasaan emosional karakter yang ada di dalam film. 

Sayangnya, film ini masih memiliki kekurangan di dalamnya, yaitu alur yang terasa begitu cepat pada saat adegan sebelum operasi. Pada versi remake, gambaran perjuangan Juwita sebelum mengalami perubahan fisik kurang digambarkan secara lebih dalam, sebagaimana yang terdapat di dalam versi Korea, sehingga rasa simpati penonton terhadap karakter Juwita sudah berlalu begitu cepat digantikan dengan sosok Juwita baru yang bernama Angel dengan fisik yang lebih ramping dibandingkan dengan kondisi fisik sebelumnya. Hal tersebut sedikit menimbulkan kesan terburu-buru pada alur cerita film yang seharusnya dapat digambarkan secara lebih dalam pada latar belakang karakter agar lebih memainkan emosi penonton. Meski demikian, film ini layak ditonton untuk dinikmati untuk mengisi waktu santai.

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *