Diseminasi MBKM, Menilik Peran MP-MBKM

Pemberian Informasi oleh MP-MBKM Berkorelasi Perbaikan Pemahaman MBKM Mahasiswa

Dokumentasi Sosialisasi MBKM UPNVJT

Sumber: Instagram @mbkmupnjatim

Mahasiswa Penggerak Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MP-MBKM) adalah program yang diluncurkan Kemendikbudristek pada setiap universitas di Indonesia. Tujuan utama dari program tersebut adalah untuk mensosialisasikan dan menyukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).  Mahasiswa yang terinformasi MBKM dengan baik merupakan tujuan awal dibentuknya MP-MBKM. Namun, dalam kenyataannya implementasi MP-MBKM di UPN “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) mendapatkan beragam pendapat dari mahasiswa yang mengikuti program MBKM yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. 

Program MP-MBKM dipilih melalui perekrutan yang mana jalur perekrutan MP-MBKM tersebar hampir di semua fakultas dan prodi. M. Chusaini Ashari (FISIP/19) selaku Ketua MP-MBKM UPNVJT menjelaskan “Untuk open recruitment ada 2 macam ya, yang pertama dari Kemendikbud. Dari Kemendikbud ini pasti dari tim inti, dan dari UPN  yang lolos ada 3 orang mereka jadi BPH dan membentuk kepemimpinannya. Lalu setelah menjadi BPH yaitu saya menjadi ketua dan 2 teman saya kemudian kami membuka open recruitment yang disebar di seluruh prodi, gunanya untuk menyebar informasi bagi seluruh mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur,” ungkapnya. Sebagai organisasi yang dinaungi oleh UPN “Veteran” Jawa Timur, MP-MBKM memiliki dosen yang mendampingi atau sebagai koordinator yaitu Euis Nurul Hidayah.

Dalam menjalankan mekanisme kerjanya, MP-MBKM menyebarluaskan informasi MBKM melalui Instagram @mbkmupnjatim, seperti Albilizar Rafly Hartana (FEB/19) sebagai ketua Biro Media MP-MBKM tuturkan “Hampir semua program MBKM khususnya yang vital kami sosialisasikan melalui Instagram seperti MSIB, Kampus Mengajar, Magang, Studi Independen,” pungkasnya. Chusaini (FISIP/19) menambahkan bahwa “Di akun MBKM itu juga MP-MBKM bisa membranding diri dan dosen penggeraknya juga bisa di-branding ada PIC juga di tiap program,” tambahnya. Terkait mekanisme penyaluran informasi MBKM yang berasal dari pusat  hingga ke MP-MBKM, Zetta Rasullia Kamandang selaku PIC MBKM universitas mengungkapkan jika koordinasi PIC MBKM dan MP-MBKM ialah dari atas ke bawah “Koordinasinya dari atas ke bawah, sama seperti MBKM di universitas yang juga ada PIC-nya. Saat ada info dari pusat mengenai MBKM, hal tersebut akan diteruskan ke PIC MBKM terkait. Nanti baru PIC MBKM terkait bisa lanjut ke dosen penggerak lalu ke mahasiswa penggerak, dan seterusnya. Jadi alurnya seperti itu,” ungkapnya.

Berdiri tidak lebih dari satu tahun, MP-MBKM tidak terlepas dari beberapa kontradiksi, seperti yang diungkapkan oleh Albilizar Rafly Hartana (FEB/19) “Untuk tata tertibnya perlu diperjelas lagi, harus ada mind map yang sejauh ini masih dalam proses. Karena tata tertib yang belum sempurna tersebut akhirnya timbul ketidakprofesionalan dan kebingungan. Kebingungan ini lebih ke arah bingung mau ngapain, bingung mau dibawa ke arah mana dan kita tidak ada jadwal yang pakem,” jelasnya. Permasalahan mengenai keterlambatan dalam pemberian sosialisasi MBKM juga diakui oleh Chusaini (FISIP/19) “Itu memang terlambat, tetapi kita juga mengadakan sosialisasi di fakultas, ada sosialisasi dengan dekan juga karena ada yang support dan ada yang tidak. Kita juga menyebarkan informasi secara umum. Ada juga fakultas yang sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Fakultas mendapat info dari teman ke teman dan juga dari dosen penggerak tiap fakultas,” ungkapnya.

Program sosialisasi yang sempat diselenggarakan oleh MP-MBKM di tingkat universitas yang diikuti oleh 1000 mahasiswa nyatanya tidak menjangkau untuk semua mahasiswa yang membutuhkan informasi seputar MBKM. Muhammad Yogi (FEB/20) bahkan merasa MP-MBKM tidak pernah mensosialisasikan MBKM “Tidak pernah melakukan sosialisasi tentang MBKM. Saya mendapatkan sosialisasi itu dari kalangan dosen bukan dari mahasiswa,” ungkapnya. Kesulitan dalam mencari informasi MBKM yang dirasakan oleh mahasiswa pada akhirnya membuat mereka diharuskan mencari informasi mengenai MBKM sendiri melalui bertanya pada dosen, teman hingga organisasi tingkat prodi (HIMA). Untuk mendapatkan informasi tentang MBKM Muhammad Yogi (FEB/20) memberikan pandangannya “Saya mendapat informasi dari Hima dan teman seangkatan saya,” ungkapnya.  Perihal sosialisasi MBKM yang berasal dari BEM/HIMA Chusaini (FISIP/19) mengungkapkan bahwa memang tidak ada limitasi dalam pemberian sosialisasi MBKM antara BEM/HIMA dan MP-MBKM “Tidak ada batasan dalam sosialisasi, sama saja jika terkait sosialisasi MBKM. Bedanya dari teknisi dan pelaksanaannya. MP-MBKM mensosialisasikan, monitoring secara universal. Kami juga dapat berkolaborasi dengan BEM/HIMA dalam  sosialisasi MBKM  misalnya menjadi media partner atau narasumber,” ungkapnya.

Terkait eksistensi MP-MBKM, Mahasiswa UPNVJT ketika diwawancara mengalami kebingungan, Cavin Kleinsteuber Phung (FEB/20) menambahkan dan mempertanyakan eksistensi dari MP-MBKM itu sendiri “Eksistensinya tidak kelihatan. Untuk pergerakannya kita tidak tahu. Tujuan berdiri dari organisasi ini untuk menjembatani ya, tapi sayangnya  saya tidak merasa,” tambahnya. Kemudian jawaban serupa disampaikan oleh Ulum (FH/19) “Kalau MP-MBKM itu masih asing, maksudnya belum sering dengar,” tuturnya. Mengenai eksistensi MP-MBKM yang kurang, Chusaini (FISIP/19) berpendapat hal tersebut dikarenakan MP-MBKM yang terbilang masih baru “Memang MP-MBKM ini baru, masih awal mula. Informasi mengenai MP-MBKM hanya diunggah pada Instagram MBKM saja, tidak diunggah pada akun Instagram universitas, sementara yang mengikuti Instagram MBKM lebih sedikit daripada Instagram universitas,” ungkapnya.

Setiap pihak berharap bahwa MP-MBKM dapat menjalankan dan menyebarkan informasi program MBKM lebih efektif. Zetta Rasullia Kamandang selaku PIC MBKM UPNVJT berharap agar MP-MBKM lebih paham timeline kapan harus menyelenggarakan sosialisasi MBKM dan dapat berkolaborasi dengan tim MBKM baik di tingkat universitas, fakultas, maupun prodi “Ya harapannya Mahasiswa Penggerak bisa semakin paham kapan mereka harus benar-benr bergerak untuk sosialisasi MBKM. Mungkin nanti mahasiswa penggerak juga bisa bertemu dengan tim MBKM universitas yang membawahi kegiatan MBKM dan juga bisa kerjasama dengan dosen penggerak di setiap prodi. Supaya timeline nya jelas dan lebih tertata,” tutupnya pada Jumat (24/2). Mahasiswa juga berharap kedepannya penyebaran informasi secara online maupun offline seharusnya lebih masif digalakkan oleh MP-MBKM karena semakin cepat informasi diberikan, maka pembekalan informasi mahasiswa dapat lebih maksimal “Jika memang ada niat untuk memegang tanggung jawab, tulus untuk membantu mahasiswa banyak maka bisa lebih intens mengadakan sosialisasi. Jika mereka serius mulai dari memberi info, sukarela konsultasi, meet up karena masih wilayah UPN Aku sangat mendukung,” tutup Cavin (FEB/20). (lia/njl/ysl)

(Telah diubah dengan judul terbit sebelumnya “Informasi Tidak Tersampaikan dengan Tepat, Menakar Kinerja MP-MBKM”  pada 28/02)

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *