Prokes Ketat dan Pembatasan Partisipan Jadi Strategi Panitia Pelaksana Wisuda
Penghargaan untuk Wisudawan Perwakilan serta Lulusan Terbaik
Sumber : Dokumentasi Persma
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) menggelar wisuda Sarjana ke-84 dan Pascasarjana ke-46 secara luring dalam dua sesi pada Sabtu (26/2). Wisuda kali ini diikuti oleh 498 mahasiswa yang terbagi menjadi 247 dan 251 partisipan pada setiap sesinya. Pada sesi pertama (06.30-09.30) diikuti oleh wisudawan yang terdiri dari wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), dan Fakultas Ilmu Komputer (FIK). Sementara itu, Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Fakultas Teknik (FT) meluluskan mahasiswanya di sesi kedua (09.45-12.30). Acara yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) Giri Loka ini menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat sehubungan dengan meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Surabaya.
Mas Anienda Tien Fitria sebagai Ketua Pelaksana mengungkapkan bahwa wisuda merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan UPNVJT dan perizinan telah diurus sebelum kenaikan kasus Covid-19 di Surabaya. Pembaharuan perizinan pada Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Surabaya terus dipantau hingga H-7 dan tetap disetujui dengan catatan tidak lebih dari lima ratus partisipan pada setiap sesi. “Pertimbangan protokol kesehatan yang cukup ketat menjadi dasar kita untuk tetap menyelenggarakan wisuda secara luring. So far sih tadi insyaallah tidak ada masalah karena kita sudah antisipasi sebelumnya. Satgas Covid-19 kota kita minta izin, Satgas UPN kita minta pertimbangan, termasuk dari pihak kepolisian khususnya Polsek Rungkut,” jelas Mas Anienda dengan yakin. Pengukuran suhu, bukti Swab H-1 kegiatan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, dan pemangkasan waktu beberapa acara pokok merupakan langkah solutif panitia terkait menyikapi pandemi. Mengenai kemungkinan kontra dan protes, Mas Anienda mengungkapkan, “Tidak ada insyaallah, karena semua ketentuan sudah kita lakukan sesuai prosedur dan kita juga instansi besar, UPN kan Perguruan Tinggi Negeri, kita tidak juga tidak mau mengadakan kegiatan kemudian bermasalah, koordinasi awal sudah saya lakukan dengan Satgas Covid terutama. Kemudian kepolisian Polsek Rungkut juga, alhamdulillah acara tadi berjalan lancar.”
Terlaksananya wisuda secara luring juga memberikan kesan tersendiri bagi setiap wisudawan. Riski Eka Nursafitri (FEB/17) sebagai mahasiswa cum laude mengatakan bahwa arti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bagi dirinya hanya sekedar angka, tetapi harus tetap dipertahankan. “Ketika sudah memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, harus bisa mencapai yang terbaik, jangan hanya sekedar kuliah dan mengikuti kelas,” ujar Riski Eka saat diwawancarai secara luring (26/2). Sofi Widianti Ramadhani (FISIP/17) menyampaikan kesan yang sedikit kecewa. “Rada sedikit kecewa karena beda euphoria-nya kalau offline jadi ada sedikit yang kurang, tapi ya lega sih udah nyelesain studinya,” pungkasnya. Sementara itu, Khusnia Nur Rachmah (FIK/18) mengeluhkan tentang mekanisme tes Swab dan kendala administratif. “Pendaftaran yudisium dibuka mulai (21/1) sedangkan pendaftaran wisuda dibuka mulai (28/1). Semoga ke depannya jarak waktu pendaftaran tersebut dapat diperpanjang agar wisudawan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengikuti wisuda di periode tersebut.”
Komandan Resimen Mahasiswa, Muhammad Ivan mengungkapkan bahwa sistem pengamanan yang diterapkan pada kegiatan wisuda telah terkoordinir secara baik. “Persiapan telah dilakukan sejak satu bulan sebelumnya oleh pihak Kepala Bagian Akademik, Satgas UPN, dan Satgas Kota Surabaya. Anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) mengikuti gladi yang dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan acara sehingga dapat memahami tugas pokok dan Fungsi (tupoksi) dengan baik, yaitu menyambut tamu dan ikut mengamankan jalannya acara dengan menegakkan protokol kesehatan,” ujar Ivan.
Di samping berjalannya wisuda, UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan menyelenggarakan gelar produk mahasiswa yang digunakan mahasiswa sebagai wadah untuk mengembangkan usaha. Makanan dan Bingkisan menjadi jenis usaha yang ditampilkan. Afdhal Reshanda Adiwidyatama (FIK/20) mengaku dengan adanya pagelaran ini dapat membuat mahasiswa terbiasa dalam menawarkan produk serta dapat mengembangkan usaha mahasiswa. Tentunya hal tersebut mengacu pada koordinasi mahasiswa dengan dosen koordinator melalui adanya pengarahan sebelum acara wisuda untuk memperoleh keuntungan yang besar serta target beragam.
Mas Anienda menaruh harapan besar pada para wisudawan. “Harapan saya mudah-mudahan mereka bisa mengamalkan apa yang sudah diperoleh di lapangan sebagai bakal mengimplementasikan sesuai bidang ilmu atau sesuai passion, yang jelas tidak boleh tinggi hati dan tidak boleh berhenti belajar karena belajar itu setiap waktu.” Senada dengan Mas Anienda, Riski Eka juga berharap dapat melanjutkan ilmu yang telah diberikan oleh dosen dan tenaga pendidik. Sementara itu, Khusnia berharap rekannya yang belum lulus untuk semangat, pantang menyerah, dan yakin bahwa semuanya bisa selesai dan terlewati. Terakhir, Sumarsono sebagai Kabag Akademik dan Kemahasiswaan UPNVJT berucap mengenai harapannya, “Wisuda tetap berjalan secara luring tapi dengan kondisi yang tetap atau stagnan, intinya ketika Surabaya memasuki level satu atau dua dengan tetap mengikuti izin prokes dari Pemerintah Kota sebagai pertimbangan.” (muj/haf/vda)