Tuai Pujian Lantaran Tetap Menjaga Prokes Walau Sasaran Membludak
Peninjauan Vaksinasi Massal Covid-19 Oleh Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Surabaya pada Sabtu (7/8). Sumber: Dokumen Pribadi Persma
Sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) ke-62, UPNVJT menyelenggarakan program vaksinasi massal Covid-19 untuk keluarga besar dan warga sekitarnya. Dengan kuota 5000 dosis vaksin jenis AstraZeneca, program ini mendapatkan antusiasme tinggi dari para pendaftar. Vaksinasi yang diselenggarakan Sabtu (7/8) ini, terbagi dalam empat bagian, yaitu keluarga civitas akademika, alumni, mahasiswa, dan warga sekitar UPNVJT. Tiap bagian diberi sesi berbeda untuk jadwal vaksinasinya yang dimulai sejak pukul 07.45 WIB bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Giri Loka UPNVJT.
Abdul Aziz selaku ketua panitia program vaksinasi ini mengungkapkan bahwa memang sepatutnya lingkungan kampus mengambil peran aktif dalam mendukung program pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Ini menunjukkan bahwa tak hanya pemerintah saja yang bergerak, tetapi semua stakeholder juga ikut menyukseskan dan menciptakan herd immunity. Program ini juga merupakan usulan langsung dari Rektor UPNVJT, Akhmad Fauzi. Menurut Nizwan Amin, selaku Layanan Publikasi dan Kehumasan UPNVJT, dari usulan tersebut kemudian disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar, pada Rapat Terbatas Senin malam (2/8). Khofifah menyampaikan bahwa UPNVJT harus totalitas dalam menggelar vaksinasi ini. UPNVJT pun diberikan kuota sebanyak 5000 dosis vaksin. “Dalam proses persiapannya pun UPNVJT dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk ketersediaan vaksin. Setelah koordinasi, akhirnya mengetahui jenis vaksin yang akan diberikan yaitu Astra Zeneca dosis pertama”, jelasnya.
Informasi mengenai vaksinasi massal mulai disebarluaskan pada Kamis (5/8) melalui akun instagram @upnveteranjawatimur. Awal mulanya, vaksinasi ini diadakan pada Sabtu (7/8) dan Minggu (8/8). Namun, jadwal dimampatkan menjadi satu hari saja, yakni dilaksanakan pada Sabtu (7/8). Nizwan pun memberikan alasannya, “Sebenarnya panitia sudah menentukan jadwal pada 7 dan 8 Agustus dengan target 2500 dosis vaksin per hari. Namun pada Kamis sore (5/8) bersamaan dengan survei oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, akhirnya disanggupi untuk menghabiskan 5000 dosis vaksin dalam sehari dengan target 500-700 dosis vaksin/jam. Akhirnya kami memutuskan merubah jadwal dan jam pelaksanaannya.” Pihak Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang diwakilkan oleh Ponconugroho selaku Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi membenarkan hal tersebut. “Efisiensi saja. Dalam artian, dua hari memang sedikit. Dengan persiapan seperti ini untuk 2500 dosis, jam 13.00 bisa selesai. Jadi eman saja. Sebenarnya juga kalau sasarannya banyak tapi kita bisa menjaga prokes (protokol kesehatan) aman. Apalagi ini ruangnya cukup luas, tidak ada AC (Air Conditioner) sehingga sirkulasi udaranya insyaallah aman.”
Calon peserta vaksinasi yang berniat mendaftar harus mengisi data persyaratan pada link website yang telah dicantumkan pada pamflet. Link tersebut akan otomatis tertutup atau tidak dapat diisi apabila kuota vaksin telah habis. Pihak UPNVJT juga telah menginfokan hanya memberikan 5000 kuota vaksin yang terbagi menjadi 2000 dosis untuk mahasiswa, 1000 dosis untuk keluarga civitas akademika, 1000 dosis untuk alumni, dan 1000 dosis untuk warga sekitar UPNVJT. Calon peserta yang berhasil mendaftar nantinya akan diberi konfirmasi sesi jadwal kedatangan melalui whatsapp. Tak lupa, mereka diharuskan pula untuk mencetak dan mengisi form consent atau kartu kendali yang telah disediakan sebelumnya. Sistem ini dinilai mempermudah calon peserta vaksinasi dalam proses pendaftarannya.
Kemudahan tak berhenti hingga pendaftaran saja, pelaksanaan pun juga tergolong mudah. Pihak UPNVJT juga telah menentukan alur vaksinasi, mulai dari pintu masuk UPNVJT, registrasi, screening, cek kesehatan, injeksi vaksin, pencatatan data vaksin, observasi, perolehan kartu vaksin, hingga pintu keluar UPNVJT. Jumlah tenaga kesehatan maupun tenaga pembantu juga sangat banyak. Sebanyak 120 orang yang berasal dari Dinas Kesehatan ditugaskan untuk tim administrasi, screening, dan vaksinator. Sedangkan dari pihak panitia ditugaskan untuk tim entry data sasaran dan observasi. Prasdinata (FT/20) menyetujui bahwa proses registrasi vaksinasi cukup mudah dan tidak rumit. Menurutnya, vaksinasi ini telah berjalan lancar meskipun ramai. Namun, nomor antrian pada saat registrasi tidak sesuai dengan urutan masuk. Hal ini dikarenakan adanya peserta yang datang terlambat atau tidak sesuai jadwal kedatangan. Ponconugroho yang juga menjadi konseptor dalam menentukan skema vaksinasi ini, memberikan tanggapannya. Ia mengungkapkan bahwa peserta sendirilah yang membuat jadwal vaksinasi menjadi tidak teratur. “Ya, memang tahu sendirilah agak susah mengatur orang banyak. Sudah diberikan jadwal kedatangan, malah datang lebih pagi karena takut kehabisan atau justru terlambat karena ada keperluan.” Walaupun begitu ia menganggap panitia vaksinasi juga sudah mengantisipasinya. “Saya lihat ini sudah bagus. Tenda disiapkan sangar lebar dan luas. Kursi juga banyak sehingga sasarannya tidak berdekatan, minimal bisa diatur jaraknya. Jadi tidak menimbulkan kerumunan.”
Program vaksinasi massal yang diselenggarakan UPNVJT juga dinilai mempermudah warga sekitar dalam memperoleh jatah vaksin. Walaupun di Kota Surabaya sering menggelar vaksinasi massal, rupanya masih banyak warganya yang belum terdaftar vaksinasi, salah satunya Yogi Setiawan. “Saya sudah beberapa kali daftar (di tempat lain-Red) tapi tidak pernah dapat konfirmasi. Untuk UPNVJT ini saya daftar kemarin lusa (5/8), kemarin sore (6/8) sudah dapat whatsapp. Sudah ada nama saya di daftar itu. Memudahkan sih,” ungkapnya. Menurut Yogi, pengaturan alur vaksinasi sangat bagus hingga tidak menyebabkan kerumunan. “Biasanya saya lihat vaksinasi massal lain kan sudah berkerumun panjang, tetapi malah tidak dapat kuota. Berbeda di UPNVJT ini kan sudah teratur, rapi, ada jadwal jam datangnya, saat masuk juga tidak banyak-banyak,” tambahnya.
Tak selalu berjalan sempurna, rupanya acara ini juga sempat mengalami kendala. Adindarara menjadi salah satu peserta vaksinasi yang menjadi korban saat server down. “Sebenarnya pelaksanaan ini cukup baik, terkoordinir. Tapi tadi server sempat down. Jadi bikin antrian semakin lama.” Walaupun begitu, Adindarara tetap mengaku senang karena berhasil mendapatkan kuota vaksin setelah lama mencoba mendaftar di tempat lain namun tidak kebagian. Menanggapi hal tersebut, Atha selaku relawan panitia pelaksanaan vaksinasi turut memberikan komentarnya. “Server kan memang untuk nasional, jadi tidak menentu. Siapa tahu di hari ini memang banyak yang menggunakan, jadi down gitu,” ujarnya. Hal tersebut memang dibenarkan oleh pihak jajaran UPNVJT. Tak tinggal diam, panitia juga telah mengambil jalan keluarnya. Untungnya, kendala ini tak berlangsung lama. Hanya sekitar 30 menit, server sudah kembali seperti sedia kala.
Banyaknya mahasiswa yang turut menjadi peserta vaksinasi, menjadikan mereka semakin berharap untuk menjalankan kuliah tatap muka setelah vaksinasi ini dilakukan. Bahkan beberapa dari mereka mengaku belum pernah menjalaninya. “Harapannya, ya semoga cepat offline. Saya sendiri kebetulan baru pertama kali masuk UPNVJT untuk vaksin ini. Ingin juga merasakan kuliah offline dengan teman-teman,” ujar Alfiana (FT/20). Nizwan mewakili pihak UPNVJT merespon hal tersebut. “Mengutip apa yg disampaikan Pak Rektor dan Pak Wali Kota, terimakasih untuk civitas akademika UPNVJT yang sudah mau meluangkan waktunya untuk vaksin di UPNVJT. Semakin banyak masyarakat yang sudah vaksin, maka semakin cepat terciptanya imunitas massal untuk mengurangi dampak paparan Covid-19, sehingga bisa segera normal kembali. Pak Wali Kota juga menyampaikan bahwa mahasiswa harus segera vaksin agar bisa memulai agenda pendidikan dan perkuliahan secara normal yaitu tatap muka kembali. Nah, untuk perkuliahan tatap muka tentu harus menunggu persetujuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) dan Pemerintah Kota (Pemkot), karena saat ini juga statusnya masih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Surabaya. Semoga bisa cepet tatap muka lagi ya!” (faa/ayf/apt)