Resensi Buku: Of Mice and Men, Alegori Masa The Great Depression dan Krisis Kesendirian serta Terefleksi oleh Fiksi Tragedi

Karya: Faruq Ansori

Sumber: Laman Website Gramedia Digital

Judul Buku: Of Mice and Men (Tikus dan Manusia)
Penulis: John Steinbeck
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
Tebal: 144 Halaman 
Jenis Buku: Fiksi Tragedi
Tahun Terbit: 2017 (Cetakan asli 1937)

Sinopsis

“Of Mice and Men” menceritakan tentang dua sahabat pekerja peternakan bernama George dan Lennie. George bertubuh kecil dan Lennie bertubuh besar tetapi pikirannya seperti anak kecil karena penyakit mentalnya. George dan Lennie selalu bersama setiap kali mereka pergi. Mereka berdua bermimpi memiliki tanah sendiri, di mana mereka bisa hidup dengan layak dan mandiri. Namun, kehidupan mereka terjalin dengan berbagai kesulitan. Ketika Lennie terlibat dalam masalah dengan istri Curley, anak bos mereka, George merasa perlu melindungi sahabatnya yang tidak bersalah. Ia menyadari bahwa Lennie mungkin tidak dapat menghadapi konsekuensi dari situasi tersebut. Ia menghadapi dilema moral, karena tindakan apa pun yang diambilnya dapat mengancam pekerjaannya dan menghancurkan impian mereka. Namun, ia memutuskan untuk mengambil risiko dan melindungi Lennie dari kemungkinan bahaya yang mengintainya. “Of Mice and Men” adalah sebuah kisah yang menggugah dan memikat, memperlihatkan kerentanan manusia, ambisi, serta dilema moral yang dapat menguji ikatan persahabatan sejati.

Resensi

“Of Mice and Men” adalah sebuah karya luar biasa yang menggambarkan kehidupan penuh tantangan dan harapan selama masa Depresi Hebat (Great Depression) di Amerika serta sebuah alegori sosial yang pekat terjadi di masanya, dengan berlatar belakang lanskap California yang keras dan tak kenal ampun. Penulis buku ini yaitu Steinbeck melukiskan gambaran yang jelas tentang perjuangan yang dihadapi oleh individu dalam mencari impiannya. Melalui kisah dua sahabat, George dan Lennie, buku ini menggambarkan kontradiksi-kontradiksi dalam masyarakat pada waktu itu dan mengeksplorasi tema-tema universal seperti persahabatan, impian, kesepian, dan keterbatasan manusia. Salah satu kekuatan utama buku ini adalah karakterisasi yang mendalam dan kompleks. George, dengan kecerdasannya dan sikap perlindungannya terhadap Lennie, menjadi sosok yang bertanggung jawab atas nasib sahabatnya. Sementara Lennie, dengan kebaikan hatinya yang polos dan kekuatannya yang membingungkan, menciptakan ketegangan antara keinginan untuk bersosialisasi dan kesulitan dalam beradaptasi dengan masyarakat yang tidak memahaminya.

Menggali kehidupan George Milton dan Lennie Small, dua pekerja migran selama Depresi Hebat. Ceritanya berkisar pada persahabatan unik antara George, seorang pria yang cerdas dan pragmatis, dan Lennie, seorang individu yang kuat secara fisik namun tertantang secara mental. Terlepas dari perbedaan mereka, ikatan antara George dan Lennie merupakan bukti keinginan bawaan manusia untuk persahabatan dan hubungan dalam dunia kesepian dan penuh akan isolasi. Sepanjang narasinya, penulis buku ini dengan ahli mengeksplorasi tema-tema mendalam seperti kerapuhan mimpi, kebrutalan keberadaan, dan penderitaan manusia yang tak terhindarkan. Penulis mengungkap realitas keras pada zaman itu, menyoroti perbedaan antara yang kaya dan yang tidak, dan perjuangan terus-menerus untuk bertahan hidup yang dihadapi oleh mereka yang berada di pinggiran masyarakat. 

Karakter Lennie, dengan kepolosannya yang kekanak-kanakan dan kekuatannya yang tidak dapat diprediksi, berfungsi sebagai simbol kerentanan yang pedih dan kekejaman yang melekat pada masyarakat yang gagal memahami atau mengakomodasi mereka yang berbeda. Nasib tragisnya adalah pengingat yang gamblang tentang kekerasan dan ketidakadilan yang lazim di dunia. Gaya penulisan buku ini penuh menggugah dan puitis, menangkap esensi Amerika Barat dan perjalanan sulit yang dilakukan oleh para karakter. Dialognya autentik dan kaya akan dialek, menghidupkan karakter dan membenamkan pembaca dalam perjuangan dan aspirasi mereka. Latar belakang peternakan dan suasana pekerjaan yang keras sangat kental, dengan karakter-karakter seperti George, Lennie, Candy yang hanya melakukan pekerjaan kebersihan dan menyadari bahwa mereka bisa dipecat kapan saja, Crooks yang diasingkan karena ras kulit hitamnya, dan Slim sebagai mandor yang merasa lebih tinggi dari para pekerja. Ada juga Curley, anak pemilik peternakan, dan istrinya yang suka menggoda.

Buku ini berhasil mengeksplorasi tema kesepian dengan sangat kuat. Karakter-karakter di dalam buku ini, termasuk Candy, Crooks, dan istrinya Curley, semuanya mengalami rasa kesepian yang mendalam di tengah keramaian dan interaksi sosial yang ada. Kesepian ini digambarkan dengan sangat kuat, menciptakan suasana yang penuh dengan kekosongan emosional dan keinginan untuk ditemukan dan diterima. Impian juga merupakan tema yang kuat dalam buku ini. George dan Lennie memupuk impian mereka untuk memiliki peternakan sendiri, di mana mereka bisa hidup dalam kedamaian dan kebebasan. Namun, realitas keras dan takdir yang tidak dapat mereka kendalikan menghadang impian mereka, sehingga membawa mereka pada pertanyaan mendalam tentang tujuan hidup dan arti impian. 

Secara keseluruhan, “Of Mice and Men” adalah sebuah karya sastra yang mendalam, menggugah, dan relevan. Steinbeck berhasil menggambarkan kerapuhan dan keindahan hubungan manusia, mengungkapkan kelemahan dan kekuatan di dalam diri kita, dan menyoroti pentingnya persahabatan dan empati dalam menghadapi ketidakpastian hidup. Buku ini adalah cermin bagi kondisi manusia dan tetap menjadi karya yang menginspirasi dan memikat pembaca hingga saat ini. Of Mice and Men adalah perumpamaan tentang apa artinya menjadi manusia. Kisah tentang ambisi George dan Lennie untuk memiliki peternakan mereka sendiri, dan rintangan yang menghalangi ambisi itu, mengungkapkan sifat mimpi, martabat, kesepian, dan pengorbanan.

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *