UPN “Veteran” Jawa Timur Jadi Tuan Rumah Kompetisi IHL ke-13

Usung Masalah Hukum Humaniter, ICRC Gandeng HI UPN

Berlangsungnya roleplay yang merupakan rangkaian kegiatan pada acara International Humanitarian Law (Sumber : Himaternal)

       International Committee of Red Cross (ICRC) kembali mengadakan agenda tahunannya yaitu kompetisi International Humanitarian Law (IHL). Di tahun ke-13 IHL ini, ICRC berkolaborasi dengan program studi Hubungan Internasional (HI) dan Himpunan Mahasiswa HI UPN “Veteran” Jawa Timur (Himaternal UPNVJT) yang mengusung tema “Bring Back the Confidence in the Changing Nature of Warfare”. Acara yang diadakan di UPNVJT ini berlangsung empat hari mulai tanggal 27-30 Juni dengan gala dinner di Novotel Surabaya Hotel & Suite sebagai penutup acara.

       Kompetisi ini mengangkat permasalahan mengenai Hukum Humaniter atau Hukum Perang. ”Yang kita debatkan adalah bagaiamana hukum internasional itu bekerja, dan bagaimana itu masih relevan untuk diterapkan sampai sekarang,” ujar Daniel, ketua pelaksana IHL. Ia juga menambahkan bahwa melalui tema yang diangkat ini, ingin menunjukkan bahwa bentuk perang sudah berganti dari konvensional melalui kontak fisik menjadi berbagai bentuk hal, seperti perang dagang, network, digital, dan lain sebagainya. Tercatat 12 universitas di Indonesia mengikuti kompetisi IHL dengan perwakilan setiap tim yang terdiri dari tiga orang.

       Peserta yang mengikuti kompetisi ini telah diseleksi oleh universitas masing-masing sebelum masuk dalam IHL. Selain itu peserta yang telah mengikuti kompetisi IHL sebelumnya, tidak dapat mengikuti kompetisi IHL tahun ini. Kompetisi yang ditujukan untuk mahasiswa HI, Hukum, dan jurusan Ilmu Politik tersebut diselenggarakan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu hanya Debate yang dikompetisikan, sekarang Roleplay menjadi tambahan dalam kompetisi IHL. Sehingga peserta yang mengikuti kompetisi IHL ini harus turut serta dalam kompetisi Debate maupun Roleplay.

       Debate kali ini menjadi tahun terakhir diadakan oleh ICRC dan akan digantikan dengan Roleplay. Roleplay sendiri merupakan kompetisi dengan peserta mendapatkan peran sesuai naskah yang disediakan kemudian memerankannya dan melakukan negosiasi dengan ajudikator atau juri. Kompetisi Debate yang diselenggarakan pada 27 Juni hingga 28 Juni ini dilaksanakan di Gedung Techno Park (TTG), sedangkan Roleplay diadakan tanggal 29 Juni dengan tempat yang berbeda di sekitar UPN.

       Kompetisi Roleplay mengusung konsep indoor dan outdoor. Konsep indoor sebagai bentuk negosiasi dalam ruangan dan outdoor perundingan dalam suatu camp. ”Sebenarnya tidak jauh beda, intinya negosiasi, bermain peran, kalau out seperti terjun langsung, kalau in seperti hanya di ruang kantor,” ungkap Maulana selaku Ketua Himaternal. Menurutnya dalam Roleplay outdoor setiap tim harus pintar bernegosiasi dengan ajudikator yang ada di setiap pos sesuai sekenario yang telah dibuat ajudikator dan pihak ICRC sendiri.

       Pemberian penghargaan pada pemenang IHL dilakukan pada hari Minggu lalu (30/06) bertepatan dengan penutupan acara. Penghargaan ini diberikan oleh Amirah Amidon (Legal Advisor ICRC Regional Delegation Kuala Lumpur), Mayor Ahmad Fadhillah (Ditkum TNI AD), Dany Merhy (Deputy Head of ICRC regional Delegation Indonesia of Timor Leste), Christian Donny Putranto (Legal Advisor ICRC Regional Delegation Indonesia and Timor Leste), Mayor Libra Yansen Manalu (Ditkam TNI AL) juga perwakilan Wakil Rektor dan Wakil Dekan UPNVJT.

       Dalam kompetisi Debate ini, Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai Champion, Universitas Maranatha sebagai Runner Up 1, Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Runner Up 2, dan M. Rafly Rizky Prayoga dari UGM sebagai best speaker. Dalam kompetisi Roleplay, President University berhasil memborong penghargaan Champion, Honorable Mention, dan Jean Pictet Award (Komitmen, Antusiasme), sedangkan Runner Up 1 dipegang oleh UGM, dan UNAIR sebagai Runner Up 2.

       Gris Natalia, perwakilan peserta dari Universitas Teknologi Yogyakarta menanggapi positif acara IHL ini. ”Melalui acara ini kita belajar bagaimana menjadi bagian dari humaniter melalui debat, selain dari materinya kita juga dituntut untuk bisa public speaking, berpikir kritis, menanggapi suatu masalah, jadi ini menurut saya event yang sangat bagus.” Ia juga berharap agar pemenangnya nanti dapat mewakili Indonesia di kancah Internasional. (ran/ndr)

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *