Wisuda Periode II TA 2018/2019 Luluskan 118 Mahasiswa Bergelar Cumlaude
Acara Wisuda Sarjana dan Pascasarjana berlangsung di GSG Giri Loka pada Sabtu (23/02).
Pekan ini tepatnya pada Sabtu (23/02), UPN “Veteran” Jawa Timur melangsungkan acara Wisuda Sarjana ke-75 dan Pascasarjana ke-37 periode II Tahun Ajaran 2018/2019 bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Giri Loka. Wisuda kali ini meluluskan sebanyak 507 wisudawan/wati, baik dari program sarjana maupun dari program pascasarjana. Penyandang gelar cumlaude sendiri berjumlah 118 wisudawan/wati.
Pihak UPN memberikan apresiasi kepada wisudawan/wati yang meraih predikat cumlaude dengan memberikan hadiah, seperti laptop dan juga kesempatan untuk melanjutkan kuliah pascasarjana di UPN. Namun sayangnya kali ini pihak UPN tidak mengundang tamu dari kementerian, karena adanya keterbatasan waktu. Wisuda ini sendiri merupakan wisuda pertama di tahun 2019 dan juga wisuda pertama di mana Akhmad Fauzi menyandang gelar sebagai Rektor UPN setelah dilantik pada bulan Oktober lalu.
“Wisuda periode ini sangat luar biasa, hampir 25% dari wisudawan/wati menyandang gelar cumlaude atau dengan pujian. Ini merupakan prestasi luar biasa bagi mahasiswa pada kali ini,” kata Fauzi, Rektor UPN. Menurutnya, ada beberapa cara agar mahasiswa dapat meraih predikat cumlaude, yaitu belajar dengan serius dan menggunakan fasilitas laboratorium secara optimal. Dengan begitu, maka ilmu yang diajarkan di kelas oleh dosen dapat dipraktikkan secara langsung di laboratorium. Fauzi juga berpesan bahwa wisudawan harus siap terjun ke masyarakat, tidak hanya menggunakan soft skill tapi juga hard skill sehingga wisudawan bisa berhasil ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Rencananya, pihak UPN akan menggelar wisuda sebanyak 3 kali di tahun 2019, yaitu pada bulan Februari, Juli, dan Oktober.
Irsalina, wisudawati cumlaude (Ilkom/14) memberikan tips agar bisa menyandang gelar cumlaude. “Jangan sering-sering bolos. Apa yang diterangin sama dosen itu harus dicatat, jadi nanti kalau waktu ujian setidaknya ada yang dibaca dan nggak perlu susah-susah tanya temen,” paparnya. Ia juga mengungkapkan bahwa saat mengerjakan skripsi, malas menurutnya menjadi hambatan paling berat. Namun ia punya cara untuk melawan malas, yakni dengan melihat teman yang di atasnya bukan di bawahnya. Ia pun berharap gelar yang ia miliki dapat bermanfaat bagi kehidupannya setelah lulus nanti.
Tidak kalah dengan program sarjana, program pascasarjana juga meluluskan mahasiswa dengan predikat cumlaude yang sekaligus merupakan wisudawan terbaik, ialah Rudy (Magister Manajemen/15). Ia berpesan bahwa mahasiswa pascasarjana, utamanya yang sudah bekerja, harus bisa memanajemen waktu untuk kuliah dan bekerja. Namun, mahasiswa ketika belum bekerja tapi ingin mengambil Strata 2 (S2), jurusan yang dipilih harus tepat menyesuaikan di mana ke depannya mahasiswa tersebut akan bekerja.
Suyoto, orang tua Fajar (Wisudawan Hukum/15), berharap dengan adanya wisuda ini ilmu yang diperoleh mahasiswa harus bisa diterapkan di dalam kehidupan luar kampus. “Ilmu yang diperoleh harus diterapkan pada masyarakat, kan banyak sekarang hanya punya sertifikat saja tapi tidak bisa apa-apa,” tuturnya. (nau)