Menolak Lupa, Mengenang 20 Tahun Aksi Mahasiswa 1998

Refleksi Reformasi Melalui Dialog Publik dan Pameran Foto

Suasana pameran foto mengenang aksi mahasiswa 1998 di depan lobi pintu masuk gedung FISIP I UPN “Veteran” Jawa Timur pada Rabu (16/5). Pameran ini menampilkan berbagai foto kegiatan aksi mahasiswa tahun 1998.

       UPN News – Jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto selama 32 tahun pada 21 Mei 1998, setelah Gedung MPR/DPR dikepung mahasiswa sejak tiga hari sebelumnya, 18 Mei 20 tahun lalu, menjadi memori kekal bagi bangsa Indonesia karena ditebus dengan begitu mahal. Sejumlah demonstrasi mahasiswa menolak kepemimpinan Presiden Soeharto yang semakin besar pada 1998 memang menjadi penanda dimulainya gerakan reformasi pada 20 tahun silam.

  Dalam rangka memperingati 20 tahun aksi mahasiswa Indonesia dalam berdemokrasi, dilangsungkan acara Dialog Publik dan Pameran Foto Aksi-aksi Mahasiswa 1998. Acara yang terbuka untuk umum ini diadakan di depan hingga lobi pintu masuk gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)  I selama sepekan sejak Senin (14/5). Acara digelar dengan mengangkat tema “Sinergisitas Lintasan Generasi Meneruskan Cita-Cita Reformasi”, dan tagline “Untuk Alasan Apapun Kami Tidak Mau Kembali ke Orde Baru”.

       Berawal dari keinginan untuk memberikan referensi kepada mahasiswa saat ini tentang bentuk aksi mahasiswa era orde baru tempo dulu, alumni keluarga besar FISIP angkatan 1998 bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP mewujudkan acara pameran foto ini. Dengan adanya bukti visual berupa foto yang terpajang pada sketsel foto, mahasiswa dan pengunjung diharapkan mampu menelaah tujuan aksi demi menyuarakan keadilan.

       Denis (Adne/16) selaku ketua acara pameran menjelaskan bahwa acara yang berlangsung sepekan ini, terdapat satu hari untuk dialog publik. “Dimana dalam dialog ini membuka forum secara terbuka mengenai diskusi serta bertukar pikiran mengenai arti serta tujuan dari sebuah reformasi,” ungkapnya. Pihaknya juga akan mengundang alumni saksi aksi 1998. Ia juga berharap dengan adanya exhibition ini, mahasiswa tidak hanya melihat sebagai gambaran semata, tetapi juga mengilhami dari acara ini agar lebih peka terhadap sekitarnya.

      Rasa bangga disampaikan oleh Saifuddin selaku Wakil Dekan (Wadek) III FISIP. “Memang itu momen yang sangat penting untuk mahasiswa, dan tujuan dari pameran ini ialah untuk mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana caranya  berdemokrasi yang baik khususnya di lingkungan kampus sendiri,” ujarnya. Ia juga berharap kegiatan ini bisa diteruskan selanjutnya dengan mengadakan lomba fotografi, artikel, maupun karya ilmiah berkaitan dengan masa lengsernya Presiden Soeharto. Selain itu, lomba debat dan seminar juga diusulkannya.

     Acara ini juga mendapat respon positif dari mahasiswa, Fahmi (Manajemen/17) mengungkapkan bahwa ia merasa bangga dengan adanya kegiatan ini. “Agar kita bisa meniru spirit dari mahasiswa tahun 98-an dengan pengaplikasian yang berbeda. Diharapkan mahasiswa sekarang tidak hanya berdemo saja melainkan melakukan kegiatan yang bermanfaat lainnya bagi universitas maupun masyarakat,” pungkasnya.

       Senada dengan Fahmi, Mia (Ilkom/16) sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Saya sangat apresiasi acara ini, dari sini kita bisa menolak lupa bagaimana peran mahasiswa yang sesungguhnya. Semoga kita bisa mengaktualisasikan refleksi ini,” tuturnya. (nfs/wnf)

 

 

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *