Workshop Jurnalisme Penyiaran Hadirkan Pembicara Berpengalaman
UPN News – Keselarasan antara teori dan kenyataan merupakan hal yang terpenting dalam mempelajari suatu ilmu, termasuk dalam dunia jurnalisme penyiaran. Roziana Febrianita selaku dosen pengampu Mata Kuliah Jurnalisme Penyiaran juga sadar terhadap hal itu. Hal tersebut dia wujudkan melalui Workshop Jurnalisme Penyiaran “Reportase Televisi”.
Workshop yang diadakan pada Kamis (5/4) di Ruang Seminar Gedung Pascasarjana ini awalnya hanya terbuka untuk mahasiswa yang mengampu mata kuliah tersebut. Namun akhirnya terbuka untuk seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi dan semua kalangan yang tertarik mempelajari jurnalisme penyiaran.
Pembicara dalam workshop ini sendiri adalah Beverly Gunawan merupakan presenter Liputan 6 SCTV dan Mustika Muhammad, Kepala Biro Net Jawa Timur. Dalam workshop ini membicarakan mengenai etika, Standart Operating Procedure (SOP), dan mekanisme gatekeeping. Dengan Harga Tiket Masuk (HTM) 100 ribu, peserta mendapatkan buku “Dibalik Layar Liputan 6”, makan siang dan sertifikat.
Dalam workshop kali ini peserta cukup antusias, hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang ingin mengajukan pertanyaan kepada pembicara. Wokshop sendiri dimulai dengan materi dari Beverly Gunawan yang terlebih dahulu dibacakan Curriculum Vitae (CV)nya oleh moderator.
Dalam kesempatan kali ini wanita cantik yang juga menjadi News Anchor Liputan 6 SCTV ini berbagi pengalamannya saat menjadi wartawan kepresidenan. Mulai dari mencari berita di Istana Negara hingga mengikuti presiden kunjungan ke daerah maupun luar negeri. Selain itu dia juga menyampaikan hal-hal penting dalam melakukan peliputan televisi, mulai dari persiapan hingga berita tersebut disiarkan serta orang-orang yang terlibat dalam pembuatan berita tersebut.
Sementara itu, pembicara kedua yaitu Mustika Muhammad menyampaikan mengenai reportase yang disiarkan secara langsung. Selain itu dia juga sharing mengenai pengalamannya saat masih bertugas di lapangan, terutama saat dirinya melakukan liputan secara langsung di Jalur Gaza dan saat terjadi erupsi Gunung Merapi yang mengakibatkan Mbah Marijan meninggal. Pria yang pernah bekerja di TV One dan Kompas TV ini juga menyampaikan perlengkapan-perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk melakukan liputan yang disiarkan langsung.
Kedua pembicara merasa senang karena melihat antusias yang diberikan peserta saat mengikuti workshop ini. “Harapannya bagi peserta yang menghadiri workshop ini adalah mereka tidak harus menjadi seorang jurnalis, tetapi bagaimana menjadi bagian dari proses sebuah karya jurnalistik. Paling tidak menjadi bagian dari output jurnalistik, yaitu sebagai pengawas dan kontrol produk jurnalistik,” ujar Mustika. Mereka berharap dengan adanya workshop ini mahasiswa bisa lebih kritis dan ikut berperan dalam memajukan pertelevisian di Indonesia.
Roziana selaku dosen pengampu mata kuliah berharap agar workshop ini menjadi agenda tahunan dari Program Studi Ilmu Komunikasi. Sementara itu, Lukman Hakim (Ilkom/2016) merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) yang hadir dalam workshop ini berharap dengan adanya workshop ini mahasiswa mengetahui secara rinci mengenai etika, SOP dan mekanisme gatekeeping saat menjadi seorang wartawan. (but)