Gebrakan Awal Diusia Tiga Puluh Dengan Mementaskan Tiga Naskah Sekaligus
UPN News – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-30, Unit Kegaiatan Mahasiswa (UKM) Teater Crystal UPN “Veteran” Jawa Timur mengadakan pentas teater pada Selasa kemarin (6/3). Pentas ini ditampilkan di Gedung Serba Guna (GSG) Giri Loka sejak pukul tujuh malam. Dengan karya utama Daun-Daun yang Terkubur disutradarai dan naskah oleh Lucky merupakan alumni tahun 1999. Pementasan ini melibatkan tujuh belas anggota teater dari berbagai angkatan (14, 16, dan 17, red) yang turut menampilkan naskah Seret dan Maling yang dibuat dan disutradarai Hosen (EP/16).
Pementasan ini mengusung tema Smang-art. Menurut Hosen yang sekaligus merangkap sebagai ketua pelaksana, diharapkan melalui acara ini dapat meningkatkan semangat untuk kembali berkarya. Ia juga menyampaikan bahwa dalam setiap karya yang dipentaskan, terdapat tema yang berbeda. Pada Seret, bertemakan persahabatan dan narkotika, sementara Maling bertemakan komedi. Pada Daun-Daun yang Terkubur bertemakan naskah simbolis sebagai naskah monolog. Pementasan judul dengan tema tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa hal, salah satunya adalah dalam UKM ini masih jarang karya dengan naskah realis, komedi dan simbolik. Selain itu, diharapkan dapat memberi kesan pembeda bahwa UKM Teater UPN dapat menunjukan naskah simbolik.
Tidak luput dari kendala persiapan, pada saat acara banyak kendala seperti pencahayaan dan sound effect. Meski begitu, apresiasi yang tinggi dari mahasiswa UPN ditunjukkan dengan antusias mereka dalam menyaksikan acara ini. Menurut Hosen kapasitas penonton melebihi kapasitas yang ditentukan.
Wili (Akuntansi/16) merasa penasaran untuk melihat penampilan dari UKM teater tersebut, “Awalnya saya kepo aja sih, ternyata acaranya keren dan menginspirasi,” ungkapnya. Senada dengan Wili, Ananda (Adne/17) yang pertama kali melihat teater menilai acara ini bagus, namun ia menyayangkan pada bagian musik yang dirasa kurang pada bagian-bagian tertentu. Tidak hanya dari mahasiswa UPN, ketua komunitas Teater Mata Angin UNAIR yang juga turut menghadiri undangan ini sangat mengapresiasi acara ini, “Saya sangat mengapresiasi dan antusias menghadiri acara ini, untuk perbaikan selanjutnya mungkin akustiknya bisa lebih baik lagi,” pesannya.
Sementara itu, Galih (Akuntansi/16) sebagai Kariman yang menjadi maling Pada judul naskah Maling mengatakan bahwa ia telah berusaha semaksimal mungkin pada penampilan perdananya. “Pada awalnya saya sempat gugup, jadi ada bagian dialog yang lupa dan sempat juga beberapa properti ketinggalan, jadi ending-nya miskom (kesalahan komunikasi, red),” ungkapnya.
Ketua Umum UKM teater, Yusroh (Akuntansi/16), menyampaikan bahwa selanjutnya akan mengadakan pementasan lagi dalam waktu dekat dan dapat menjadi salah satu momentum untuk menarik dan mencari penikmat baru teater. Mereka juga akan mengikuti serangkaian undangan pementasan di beberapa kota. Meski UKM teater sempat dinyatakan vakum, hal ini tidak menghambat mereka untuk terus berkarya dan menunjukkannya. “Vakum dalam arti berkarya bukan vakum dalam arti kegiatan,” ujarnya. (uvo)