Serangkaian Kegiatan Dirancang untuk Menstimulus Ide dan Inovasi Peserta
Sesi Foto Bersama Pembukaan Workshop (6/10)
Sumber: Dokumentasi Pribadi Persma
Inkubator Bisnis Teknologi Technopark Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) bekerjasama dengan Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan Bootcamp dengan tema penguatan inovasi bisnis startup berbasis teknologi informasi yang dilaksanakan secara luring di Ibis Hotel Surabaya pada 6-8 Oktober 2022. Bootcamp ini merupakan serangkaian acara dari program pengembangan teknologi informasi Startup dan Inkubasi Usaha Startup. Sebelumnya sudah dilaksanakan rangkaian kegiatan lain yaitu Coaching Clinic yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Bootcamp ini yang bertujuan agar para startup mampu menguji produk yang akan diterima oleh pasar (product market fit).
Rektor UPNVJT, Akhmad Fauzi mengaku bangga karena UPNVJT memiliki potensi di bidang ini. “Pada hari ini diadakan bootcamp 23 peran startup dan kita bangga karena semuanya adalah alumni-alumni maupun mahasiswa dari UPNVJT,” tutur beliau. UPNVJT sendiri merupakan universitas dengan pengembangan kewirausahaan yang berkembang. Sejak 2014, sudah dimulai dari mata kuliah kewirausahaan dan dari kuliah kewirausahaan diharapkan dapat merekrut dan mengembangkan mahasiswa atau calon startup potensial menjadi startup yang memiliki operasional yang terstruktur dari awal hingga akhir.
Pengembangan startup di UPN di inkubasi oleh IBT Technopark LPPM dengan dukungan penuh oleh UPN serta kerjasama dengan KemenkopUKM pada tahun 2022. “Selain dukungan dari UPN, startup dan pra-startup dari UPN, KemenkopUKM ini menunjuk kerjasama dengan LPPM dan Inbis untuk pengembangan startup mulai Agustus hingga akhir November dukungan yang diberikan berupa operasional pendanaan kegiatan ini disupport penuh oleh Kemenkop,” ungkap Direktur IBT Technopark Edi Mulyadi (13/10). IBT Technopark yang telah berdiri sejak 2014 ini telah sukses menginkubasi lebih dari 700 pra-startup dan startup, serta telah bekerjasama dengan beberapa kementrian seperti Kemenristek-Dikti, Kemensos, dan KemenkopUKM.
Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi usaha Kemenkop Christina Agustin menuturkan bahwa urgensi diadakannya Bootcamp ini karena setiap universitas memiliki cara, model, dan strategi yang berbeda untuk membina wirausahawan muda, startup, atau tenantnya. Strategi pemasaran digital yang tepat untuk pionir pertama perlu mengetahui karakteristik bisnis. Kedua, para startup ini juga harus memiliki jaringan yang terkait dengan bisnis mereka. Di luar itu, digital marketing setiap produk yang diperlakukan juga berbeda. Begitu mereka mengidentifikasi karakteristik, mereka memiliki jaringan yang bisa digunakan untuk mulai mencari strategi pemasaran. Strateginya ini juga bisa berkaitan erat dengan apa yang mereka harapkan dari produk tersebut. Saat ini sangat mudah bagi kita untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang digital marketing, sehingga jaringan yang sudah didapatkan oleh para startup dapat membantu para startup ini menjadi melek digital. Nah, selain itu ada banyak literasi yang berbeda di sini, tidak hanya literasi digital atau pemasaran digital, ada finansial digital kemudian literasi peningkatan dan kapasitas produk secara digital. Jadi sebenarnya banyak literasi digital yang bisa dianut oleh para pecinta startup. Jadi jangan sampai para startup ini seperti katak di dalam tempurung, asik sendiri heboh sendiri sibuk sendiri.
Retno Ayu (FISIP/21) salah satu peserta dari Bootcamp menjelaskan bahwa alasannya mengikuti kegiatan Bootcamp ini adalah karena ia merupakan salah satu mahasiswa yang lolos dalam program mahasiswa wirausaha (PMW). “Alhamdulilah saya kemarin lolos pada program PMW. Jadi kegiatan seperti Bootcamp ini bisa saya gunakan untuk menambah skill, ilmu sekaligus juga menemukan relasi di startup,” ucapnya. Agung Pambudi (FEB/20) yang juga menjadi peserta menjelaskan bahwa untuk bisa mengikuti Bootcamp ini tentunya harus melalui beberapa rangkaian seleksi. Pertama adalah seleksi proposal, setelah proposal diterima dan dinilai. Para startup ini tidak hanya ongkang-ongkang kaki atau terima jadi saja. Namun, di situ mereka juga harus aktif dan inisiatif serta menjalankan apa yang mereka tuangkan dalam proposal, rencananya itu harus dijalankan sesuai dengan rencana aksi dan anggaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Produk yang dikembangkan oleh kelompok Agung adalah Poya Latte di mana produk ini adalah produk minuman instan dari ubi jalar kuning ditambahkan dengan kedelai hitam jadi memang cita rasanya nanti seperti latte namanya juga Poya Latte.
Terkait pesan dan harapan Rektor UPNVJT berpesan kepada para calon wirausahawan yang hendak memulai bisnis startup harus serius dalam arti dalam perencanaan punya keinginan yang kuat untuk maju dan berkembang dengan mengembangkan inovasi-inovasi kreatifnya di hadapan kita semuanya karena sebenarnya ada potensi yang tersembunyi yang belum di eksplorasi dan ini jumlahnya bisa milyaran inovasi yang bisa dikembangkan. Sementara itu, Christina berharap UPNVJT dapat menjadi percontohan ke depannya. “Saya harap UPN ini bisa menjadi contoh terbaik bagi para tenant atau startup di seluruh Indonesia maupun pada Lembaga Inkubator Indonesia karena beliau menilai UPNVJT memiliki nilai plus atau semangat yang luar biasa untuk mendorong ke arah terciptanya para startup yang berkualitas tadi dan lembaga inkubator yang mandiri,” pungkasnya. Saat ini UPNVJT tengah menyiapkan sebagai tuan rumah pameran yang akan diadakan tanggal 22-23 November 2022 dalam rangka Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. (muj/haf/dsa)