Mengulik Tanggapan dan Peran Kampus Mengenai Keterlambatan MSIB Angkatan 7: Mahasiswa Dapat Tetap Melakukan KRS Reguler Dahulu
Logo MSIB dan Kampus Merdeka
Sumber: KarirLab
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) angkatan 7 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikam Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) mengalami keterlambatan dalam pengumuman sekaligus pelaksanaannya, yang mana kegiatan ini baru dapat dilakukan mulai tanggal 9 September 2024. Adanya keterlambatan dalam proses seleksi ini menimbulkan kegelisahan serta kebingungan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) yang akan melaksanakan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mulai tanggal 19 hingga 23 Agustus 2024 mendatang.
Sinta Dewi (IKOM/22) sebagai salah satu mahasiswa pendaftar program MSIB Angkatan 7 ini menjelaskan bahwa adanya keterlambatan pengumuman program ini mempersulit mereka dalam merencanakan langkah perkuliahan selanjutnya, terlebih dengan adanya ketidakjelasan informasi mengenai keberlangsungan program ini. ”Kalo dari aku sih gelisah dan bingung ya. Hitungannya ini kan udah terlambat hampir dua bulanan dari bulan Juni terutama. Pasti anak-anak semuanya enggak cuma berfokus sama MSIB, ada yang mungkin cari magang mandiri juga, atau mungkin sudah punya plan B untuk sambil kerja atau gimana di semester selanjutnya. Tapi karena gak jelasnya status program ini jadi bingung ambil langkah untuk kedepannya, mau magang mandiri atau lanjut kerja tapi nanti ternyata MSIB batal karena sempet ada isu katanya enggak dilanjutkan,” jelasnya. Pihak UPNVJT sendiri menjelaskan bahwa mereka juga tidak memiliki kendali penuh atas program ini, karena sepenuhnya dikelola oleh pusat melalui Kampus Merdeka.
Terkait kebingungan mahasiswa menjelang pembukaan masa pengisian KRS, Koordinator MSIB mengungkapkan bahwa pihak kampus telah memberikan arahan untuk tetap melakukan pengisian KRS reguler terlebih dahulu bagi mahasiswa yang mendaftar program ini. Siti Mukhoromah selaku salah satu koordinator program ini, mengatakan bahwa dari perwakilan kampus menyatakan tidak ada kendala berarti yang dihadapi oleh mahasiswa terkait proses pendaftaran. Ia juga menyampaikan bahwa meski terdapat kebingungan di awal mengenai keberlangsungan program, pihak kampus telah memastikan bahwa tidak ada mahasiswa yang akan dirugikan dan proses MSIB tetap berjalan dengan lancar sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan oleh Kampus Merdeka melalui pengumuman terbaru mereka. “Kalau yang sudah mendaftar, sebenarnya kan enggak ada kendala. Kalau yang sudah mendaftar sepertinya enggak ada kendala kecuali dari penundaan waktu pengumuman. Kalau dari yang benar mendaftar itu bukan ke kendala tapi malah ke semacam kayak ada tambahan waktu untuk mitra menyeleksi mereka. Jadi kalo soal kendala enggak ada,” ujarnya.
Mengenai adanya kemungkinan dalam masa perpanjangan KRS bagi mahasiswa pendaftar MSIB, Heni Andarawani selaku Koordinator Program MSIB UPNVJT juga menjelaskan bahwa terdapat dua jenis KRS, yaitu KRS Reguler dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Kalau KRS itu kan dua versi mbak, ada KRS reguler ada KRS untuk MBKM. Kalau KRS reguler ya kita harus mengisi sesuai waktu yang ditentukan, tapi untuk KRS MBKM sebenarnya bisa kapan saja sih sebenarnya asal harus ada datanya juga kan. Nah untuk KRS MBKM, kemarin informasi dari BAKPK tapi belum tau sudah disebarluaskan mungkin ya. Itu bisa nanti dilakukan sampai sebelum UTS mungkin di awal Oktober,” jelasnya. Selain itu, KRS juga tergantung pada kebijakan program studi masing-masing, namun juga ada kemungkinan tentang beberapa program studi yang belum menyiapkan solusi untuk kendala seperti ini. Melalui informasi tersebut mahasiswa juga diharapkan dapat memahami kemampuan dalam diri mereka sendiri dalam memilih antara kuliah reguler atau tetap mengikuti program MBKM. Dengan demikian, pihak kampus berusaha agar para mahasiswa tidak dirugikan dengan cara memberikan arahan sekaligus informasi yang diperlukan dalam proses perencanaan serta pendaftaran studi mereka. Selain itu, dalam menghadapi kendala tersebut mahasiswa juga diharapkan terus mencari informasi terbaru dengan bergabung di komunitas MSIB Batch 7 yang dikelola oleh para Koordinator sehingga informasi yang diterima benar-benar valid.
Seiring dengan keterlambatan pengumuman seleksi program ini, Sinta juga mengungkapkan bagaimana dia sudah memiliki rencana cadangan jika tidak jadi melanjutkan program atau tidak lolos seleksi. “Aku udah sempet punya plan B si, kalo MSIB enggak lanjut ataupun misal enggak lolos. Jadi untuk magang mandiri sih aku enggak ya, aku lebih prefer ke Studi Independen dari prodi sama lanjut kerja aja sih. Memang plan B ku itu kalo enggak lulus MSIB ya lanjut kerja, kebetulan aku sekarang lagi kerja kan sama cari freelance yang lain nanti. Karena kita juga enggak bakal tau kan keterima apa enggak, karena MSIB batch 7 ini bener-bener ratusan ribu yang daftar dan enggak mungkin semuanya keterima, jadi mau enggak mau kita harus punya plan B untuk semester depan,” ungkapnya.
Adanya keterlambatan pengumuman seleksi program MSIB Angkatan 7 juga tidak akan berdampak pada peringkat UPNVJT sebagai salah satu dari 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) penyumbang peserta MSIB terbanyak setiap tahunnya. Siti Mukhoromah mengatakan bahwa keterlambatan pengumuman tersebut tidak akan berdampak terhadap jumlah peserta program pada angkatan ini, namun akan berpengaruh pada minat mahasiswa untuk ke depannya. “Pengaruhnya lebih ke minat mahasiswa. Misalnya, dari informasi yang kami terima sebelumnya, pengaruhnya lebih terkait dengan bagaimana informasi tersebut disampaikan dan diterima. Kendala-kendala seperti keterlambatan pengumuman ini tampaknya tidak akan mempengaruhi jumlah peserta secara signifikan. Jadi, meskipun ada kendala terkait pengunduran, kami tidak melihat dampak besar terhadap minat mahasiswa atau peringkat UPNVJT,” pungkasnya.
Para mahasiswa berharap agar program MSIB dapat terus berlanjut meskipun ada pergantian pemimpin atau menteri nantinya. Harapan ini didasarkan mengingat manfaat yang didapat dari program ini sangat penting bagi mahasiswa dalam memasuki dunia kerja nantinya, dalam mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan tentang praktik terbaik dari industri yang diminati oleh mereka. Sedangkan pihak kampus sendiri berharap untuk program MSIB agar mahasiswa dapat memadukan pengetahuan sekaligus teori yang didapatkan dari mitra melalui program ini. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya mengandalkan nilai mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang sesuai dengan minat pada bidang mereka masing-masing. (ash/ar/vna/alf/end)