Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat Menjadi Poin Utama dari 27 Tuntutan yang Diajukan Massa dalam Aksi Memperingati Hari Buruh Sedunia
BEM dan Mahasiswa FISIP tergabung di Aksi Massa May Day 2024
Sumber: Dokumentasi Pribadi LPM Pena Merah
Awal Mei diawali dengan aksi massa dalam memperingati May Day (Hari Buruh Internasional) yang diinisiasi oleh Aliansi Bara Api (Barisan Rakyat Anti Penindasan) pada 1 Mei 2024 kemarin. Isu yang diangkat pada aksi ini adalah untuk “Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat” di mana tuntutan dari buruh dan mahasiswa adalah memperjuangkan hak seluruh rakyat Indonesia yang sampai saat ini belum sejahtera. Aksi ini berjalan mulai pukul 09.00 dengan titik kumpul di Taman Bungkul, Surabaya dengan titik akhir di Gedung Grahadi, Surabaya. Aliansi Bara Api sendiri terdiri dari 18 organisasi kemasyarakatan serta BEM se-Surabaya dengan salah satu anggotanya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (BEM FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT). Aksi yang dihadiri sekitar 850 orang ini juga diwarnai dengan adanya pagelaran seni, teatrikal puisi ditambah dengan orasi politik.
Dalam aksi ini terdapat 27 tuntutan yang secara garis besar difokuskan pada kesejahteraan dan kedaulatan rakyat, kesejahteraan anak dan keluarga buruh sekaligus menjadi awal perjuangan pada bulan Mei yang dipenuhi dengan agenda hari bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Tuntutan tersebut juga sebagai bentuk akomodasi kepentingan dari seluruh lapisan masyarakat mulai dari buruh, mahasiswa hingga rakyat pada umumnya. Risky Senja Firawan selaku Humas Aliansi Bara Api mengharapkan agar tuntutan dalam aksi ini dapat terus diperjuangkan selama satu bulan penuh. “Jadi kita harapkan momentum May Day ini bukan hanya hari, karena pada dasarnya pada bulan Mei ini ada berbagai macam agenda sejarah yang pernah terjadi di Indonesia seperti Hari Buruh, Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), peringatan kasus Marsinah, lalu ada Hari Kebangkitan Nasional. Sehingga dalam hal ini diharapkan dari banyaknya tuntutan ini dapat diperjuangkan selama satu bulan penuh, sehingga teman-teman dapat menyebut bulan ini sebagai bulan perjuangan,” jelasnya.
Niken Ayu selaku Presiden BEM FISIP menjelaskan bahwa bukan hanya dari internal BEM FISIP yang bergabung dalam aksi ini tapi juga ada perwakilan dari mahasiswa FISIP UPNVJT dengan keseluruhan total sekitar 50 orang. Ia menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa mereka ingin berkontribusi secara langsung untuk mendukung aksi ini baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari peserta aksi. “Sebagai mahasiswa kita ingin memberikan dukungan berupa kualitas dan kuantitas jadi tidak hanya terkait dengan kuantitas karena kita bawa masa emang belum cukup banyak tapi kita berharap temen-temen dapat menyampaikan aspirasinya terkait hari buruh ini,” ungkapnya. Ia juga berharap agar semoga tuntutan yang diajukan dapat didengar oleh seluruh pembuat kebijakan sekaligus mendapat lebih banyak perhatian terkait tuntutan-tuntutan mereka.
Harapan dari adanya aksi ini di Kota Surabaya adalah agar pemerintah kota sekaligus pemerintah provinsi menganggap serius tuntutan yang diajukan dan tidak hanya dianggap sebagai acara seremonial. Pemerintah juga diharapkan dapat mengambil tindakan nyata dari adanya aksi ini seperti lahirnya produk hukum baru berupa perda atau yang lainnya. Aksi ini sekaligus mengabarkan berita bahagia mengenai telah dibebaskannya 2 petani pakel yang sempat ditahan beberapa waktu silam. Hal ini menjadi angin segar bagi pejuang demokrasi serta agraria karena suara mereka telah didengar oleh hukum yang berlaku di Indonesia. (ash/sig/ren)