Seleksi Pengawas dan Pelatihan, hingga Penyediaan Laboratorium Komputer Menjadi Kunci Persiapan UPNVJT
Potret Peserta UTBK yang Keluar Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPNVJT
Sumber: Dokumentasi Pribadi LPM Pena Merah
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) turut ambil peran dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 dengan menjadi salah satu pusat UTBK. Dilansir dari laman upnjatim.ac.id, UPNVJT menyediakan 20 laboratorium komputer pada 8 gedung berbeda, yaitu 5 laboratorium di Gedung Kuliah Bersama (GKB) I, 3 laboratorium di GKB II, 1 laboratorium di gedung Giri Pustaka, 2 laboratorium di gedung Fakultas Teknik, 1 laboratorium di gedung Fakultas Hukum, 5 laboratorium di gedung Fakultas Ilmu Komputer, 1 laboratorium di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 1, serta 2 laboratorium di gedung FEB 2 dengan total 555 komputer untuk setiap sesi atau maksimal dapat melayani 1.110 peserta setiap harinya.
Menurut Reiga Ariescy, dosen Program Studi Manajemen, selaku pengawas UTBK yang bertugas menyebutkan bahwa persiapan UPNVJT menjadi pusat UTBK adalah dengan pelatihan sehingga semua pengawas dan teknisi dapat mengerti tentang job description masing-masing. “Kalau persiapan dari awal ada pelatihan, ada seleksi pengawas, dan sebagainya. Kemudian, kalau dari sisi saya sendiri sebagai pengawas, di awal kita sudah dikasih pelatihan, kemudian kita disiapkan metal detector, disiapkan segala halnya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pengadaan metal detector sudah ada sejak tahun lalu karena pernah terjadi tindak kecurangan.
Pelaksanaan UTBK dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi pagi yang dimulai pada pukul 06.45 WIB dan sesi siang yang dimulai pukul 12.30 WIB. Lidya dan Shelly merupakan peserta UTBK hari pertama dan memilih UPNVJT sebagai pusat UTBK karena jarak yang tidak terlalu jauh antara pusat UTBK dengan tempat tinggal. Selain itu, mereka juga kompak mengungkapkan bahwa memilih pilihan pertama di UPNVJT. “Yang pertama itu karena saya lihat Instagram UPN, banyak sekali wisudawan itu yang cum laude, jadi mungkin saya tertarik juga dari situ juga, ingin menambah semangat semoga saja bisa ikut cum laude,” jelas Lidya. Sementara, Shelly mengungkapkan tertarik memilih UPNVJT menjadi pilihan pertama karena banyak tawaran beasiswa.
Sedikit berbeda dengan Lidya dan Shelly, Tiffany Fahriyah Putri merasakan ada sedikit kendala pada mouse yang sulit untuk digerakkan. “Tadi punya saya agak susah digerakkan mouse-nya, cuma itu saja, tetapi tidak terlalu mengganggu,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pihak UPNVJT sangat membantu dalam mencari ruangan UTBK. “Membantu banget. Sebenarnya, dari H-1 kemarin juga sudah jalan-jalan ke sini untuk mengecek (lokasi UTBK),” ujarnya.
Reiga Ariescy berharap agar jumlah pengawas bisa ditingkatkan sehingga akan lebih baik lagi karena di satu ruangan UTBK hanya terdapat satu teknisi dan satu pengawas, sedangkan di setiap ruangan terdapat 20 hingga 40 peserta. Ia menuturkan bahwa dalam satu ruangan dengan 20 peserta, terkadang waktu dalam rundown terlalu singkat untuk screening peserta UTBK memasuki ruangan sehingga ia harus mulai lebih awal agar proses screening peserta UTBK dapat berjalan lebih santai atau tidak terburu-buru. (ark/ila)