Optimalisasi Sektor Wisata dan Pengenalan Pemasaran pada UMKM jadi Prioritas
Pemasangan Plang UMKM oleh BEM FISIP
Sumber: Dokumentasi BEM FISIP
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 7-9 Oktober 2022 melakukan program kerja bina desa di Desa Penanggungan, Kabupaten Mojokerto. Program kerja bernama “BLUSUKAN FISIP II” ini memiliki salah satu tujuan yang menyangkut kegiatan keberlanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Bina Desa ini merupakan lanjutan dari periode sebelumnya yang masih memilih Desa Penanggungan yang memiliki banyak potensi yang masih belum optimal.
Jika berbicara mengenai alasan di balik pemilihan desa tersebut, Akmal Azmi Ghifari (FISIP/21) selalu Ketua Pelaksana Bina Desa Batch 2 memaparkan bahwa potensial yang tinggi menjadi indikator utama. “Karena potensi dari Desa Penanggungan ini memang sudah banyak, mulai dari UMKM, serta potensi pariwisata dan budaya yang juga beragam,” jelasnya. Selain itu, kelanjutan dari hubungan di tahun sebelumnya juga menjadi alasan pemilihan desa tersebut. Program yang memerlukan waktu satu bulan untuk persiapan ini akan meletakkan fokusnya pada optimalisasi UMKM yang menjadi daya jual desa. Sampai saat ini, kendala yang dirasakan adalah terkait antusiasme warga yang dirasa kurang dan beberapa miskomunikasi ketika pelaksanaan kegiatan.
Desa Penanggungan memiliki empat dusun yang terdiri dari Dusun Sendang, Kemendung, Ngembes, dan Penanggungan. Dengan visi misi desa pariwisata agro dan mata pencaharian sebesar 90% bekerja sebagai petani, pemerintah desa mulai mendongkrak perekonomian dengan UMKM, “Selain dikonsumsi sendiri lebihnya bisa dijual bahkan sudah ada koperasi organik maka dari itu saya juga ingin warga desa itu tidak menjual barang mentah yang kami jual kepinginnya sudah masak seperti ubi kayu dibuat opak mungkin dibuat samiler dibuat getuk bahkan dibuat roti nikmat juga itu dari ubi jalar dan ubi kayu nah itu kan lebih meningkat,” ungkap Tarji sebagai Kepala Desa Penanggungan.
BEM FISIP dengan serangkaian kegiatan Bina Desa untuk memajukan UMKM Desa Penanggungan. Kondisi UMKM di desa memiliki tantangan pada sumber daya manusianya, Ainun selaku anggota komunitas Bumi Penanggungan menyampaikan dalam wawancara dengan Persma (8/9) “Di sini tuh banyak orang-orang yang inovatif dan bisa membuat produk-produk tapi karena kurangnya pendidikan itu tadi jadi masih terkendala dengan promosi, marketing, konten digital produk dan sebagainya teratasi dengan adanya sosialisasi dan pembuatan plang terus edukasi mengenai kemarin itu,” jelasnya.
UMKM di Desa Penanggungan terdiri dari 80 usaha dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, seperti UMKM Bambu yang memanfaatkan bambu di sekitaran Desa Penanggungan. Permasalahan utama dari UMKM Desa Penanggungan itu selain di sumber daya manusianya juga ada di pemasaran. Pak Sulis selaku pemilik UMKM Bambu mengungkapkan cara pemasarannya sebelumnya, “Tahu dari mulut ke mulut yang mulai tahu itu dari penggemar burung pesan sangkar terus lihat bikin kayak gini-gini iya. Kalau gini kan saya terbantu kalau terkenal gini kan jadi tahu kok di sana itu ada orang bikin gini nanti kan walaupun nggak dari media yaitu mulut ke mulut bisa ya di sana ada di sana ada kemarin itu kan udah besar plakat cuma saya nggak sempet bikin Mbak,” tutupnya.
Tentunya sebagai desa agrowisata, pemerintah desa ingin mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam Desa Penanggungan. “Pengembangan satu harus kita gerakkan teman-teman dari segi ekonomi dari UMKM dari pariwisata agro itu tadi karena tujuan kita pariwisata sini itu kayak yang datang itu memetik buah sendiri ambil sayur sendiri bahwa oleh-oleh sendiri dan harapan saya ke depan kepinginnya semua lembaga yang ada di desa,” pungkas Tarji. (ila)