Persiapan yang Kurang Matang dan Perubahan Keputusan Memicu Ketidakpuasan Peserta
Peresmian Pelaksanaan PORSIMNAS WIMAYA oleh Rektor UPNVJ, UPNVJT, UPNVY (dari kiri)
Sumber : Dokumentasi Pribadi Persma
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” mengadakan event yang merupakan kolaborasi antara UPNVJT (Jawa Timur), UPNVJ (Jakarta), dan UPNVY (Yogyakarta). Pekan Olahraga, Seni, dan Ilmiah Nasional Widya Mwat Yasa (PORSIMNAS WIMAYA) menjadi ajang menorehkan prestasi bagi seluruh partisipan yang terlibat di dalamnya. Sebanyak 400 atlet dan official ikut serta untuk mengharumkan nama UPNVJT dalam PORSIMNAS WIMAYA 2022. Dalam kegiatan ini, UPNVJT menjadi penyelenggara cabang perlombaan olahraga (11-23 Juli) dan bekerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Surabaya sebagai pihak eksternal yang membantu keberlangsungan acara.
Menurut Soedarwanto selaku panitia penyelenggara, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk sinergitas antarkampus yang juga menjadi penghubung silaturahmi. Sementara itu, keterlibatan KONI Surabaya dalam penyelenggaraan PORSIMNAS WIMAYA 2022 sebagai bentuk kolaborasi pihak kampus dengan lembaga yang kredibel dalam pembentukan regulasi olahraga. Selain itu, keterlibatan KONI Surabaya juga membantu kampus perihal penyaluran atlet berprestasi. “Hal ini untuk menjaring bibit-bibit atlet di Jawa Timur. Jadi, mahasiswa yang berprestasi di tingkat nasional hingga internasional atas rekomendasi KONI, akan diusulkan ke pimpinan supaya dapat menjadi mahasiswa UPNVJT,” tutup Soedarwanto.
Sesuai jadwal yang ditetapkan, cabang olahraga (cabor) pencak silat dilaksanakan pada hari kedua (12/07). Thariqhat Rama Putra sebagai perwakilan UPNVJ menyatakan antusiasmenya terhadap kegiatan ini karena akan mendapat teman baru. Namun, di tengah antusiasme tersebut, para peserta dibuat kebingungan dengan aturan panitia yang dirasa kurang jelas. Menurut Minhajun Ni’am (UPNVJT) masih terdapat berbagai ketimpangan perihal informasi yang diberikan. Sementara itu, Gregorius Oktaviano Purnama Dewa menjelaskan berbagai regulasi yang terjadi belum sesuai standard dan masih memerlukan perbaikan. “Saat Technical Meeting ada miskomunikasi antara IPSI dan panitia, harusnya timbang badan saat sebelum tanding bukan saat Technical Meeting. Peserta sempat memberi evaluasi pada panitia terkait tata cara pertandingan. Terkait penimbangan ada masalah deviasi timbangan yang terlalu jauh, selisihnya sampe 1,7 kg antara timbangan dari pihak UPNVJT dengan timbangan normal yang dibawa peserta. Ruangan sudah bagus ada pendingin, tetapi kurang luas. Kalau bisa ruangan lebih luas, agar meminimalisir kecelakaan,” tutup Gregorius.
Mengalami pergantian hari dengan alasan perizinan dan teknis, pelaksanaan cabor renang mundur pada (13/07). Talita Karisma Syaharani kontingen tuan rumah mengaku senang bisa mengikuti perlombaan di kolam renang UPNVJT. Di lain sisi, Farah Diba dan Mulvi Muhammad Ihsan menyoroti ketegasan panitia saat menetapkan sebuah regulasi. “Saat Technical Meeting, pihak KONI menanyakan kepada peserta, hendak memakai aturan lomba yang ketat atau tidak. Dari sini terlihat bahwa panitia kurang tegas, seolah mempermainkan lomba,” ujar keduanya. Terakhir, pihak UPNVY yang diwakili Rr. Agidasyahna Winda Saleh, Gahara Brahma Dewana, dan Raihan Fadlhurrahman kembali menyoroti penerapan regulasi terkait mundurnya pelaksanaan karena perizinan kolam renang dan kelengkapan seperti floating line. Ketiganya menyayangkan tentang perubahan durasi kegiatan menjadi sehari saja. “Awalnya diinformasikan bahwa lomba akan dilaksanakan selama dua hari. Oleh karena itu, kami berencana mengikuti beberapa nomor lomba. Namun, saat TM panitia mengumumkan bahwa lomba hanya dilakukan selama sehari sehingga para atlet kesulitan untuk mengatur strategi untuk menjaga stamina dan endurance. Pada H-3 diinformasikan bahwa terdapat nomor lomba yang batal dipertandingkan karena kekurangan jumlah partisipan,” tutup kontingen UPNVY.
Bekerja sama dengan KONI yang lebih paham dengan aturan lomba tidak membuat pelaksanaan kegiatan menjadi optimal. Selain regulasi, euforia penonton yang tidak mampu dikendalikan dengan baik sempat menimbulkan kericuhan pada final cabor futsal putra karena dirasa bersikap berlebihan. Namun, semua pihak tetap mengharapkan penyelenggaraan PORSIMNAS menjadi kegiatan yang berkelanjutan. “Dalam satu tahun atau dua tahun lagi apabila PORSIMNAS kedua akan dilaksanakan kembali, tentunya nanti akan digilir. Mungkin, UPNVJT ketempatan bidang seni atau ilmiah, sedangkan pada bidang olahraga akan berpindah ke cabang UPN yang lainnya,” harap Soedarwanto. (eva/rif/sls)