Keberadaan International Office dan Atensi Mahasiswa jadi Faktor Penentu
Mahasiswa UPNVJT Awardee IISMA 2022
Sumber: Instagram/@io.upnvjt
Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) merupakan skema beasiswa Pemerintah RI untuk mendanai mahasiswa Indonesia untuk program mobilitas di universitas terkemuka untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Skema tersebut dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan terbuka bagi mahasiswa seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan selama satu semester di universitas mitra luar negeri untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan personalnya.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) sendiri menyediakan International Office (IO) sebagai sub-unit yang fokus pada peningkatan internasionalisasi kampus, salah satunya IISMA dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sub-unit yang baru berdiri pada 24 Mei 2021 ini belum menangani proses IISMA pada tahun sebelumnya, tetapi memiliki andil sangat besar untuk keberlangsungan IISMA di UPNVJT tahun ini. Xera Rahma yang merupakan Pengelola Program MBKM International Office UPNVJT menjelaskan bahwa sebagai persiapan telah diadakan IISMA Camp yang diikuti oleh 113 mahasiswa UPNVJT. Senada dengan Xera, M. Hasan Ashari selaku Bagian Kerja Sama mengatakan bahwa IISMA Camp ini merupakan perantara untuk mendapatkan Surat Rekomendasi yang merupakan persyaratan dokumen bagi pendaftar IISMA. “Adanya IISMA Camp itu membantu menguruskan dan mengadakan rangkaian persiapan itu tadi, jadi kayak killing two birds with one stone kayak kalian dapat nanti setelah ikut IISMA Camp itu dapat surat rekomendasi di sisi yang lain kalian juga dapat rangkaian persiapannya,” imbuh Hasan.
Mengenai rangkaian kegiatan IISMA Camp, Hasan menyebutkan bahwa kegiatan pertama adalah peningkatan kemampuan Bahasa Inggris yang meliputi writing, reading, dan listening. Selain itu, juga disediakan pembekalan berupa mengenai esai hingga simulasi wawancara yang menjadi tahapan yang akan dilalui pendaftar pada seleksi IISMA tahun ini. Seluruh materi yang disiapkan akan disampaikan oleh sembilan dosen yang berasal dari berbagai fakultas di UPNVJT. Berdampingan dengan program pembekalan, Xera mengungkapkan jika IO UPNVJT juga memberikan reimbursement berupa pembiayaan untuk tes Bahasa Inggris setara dengan biaya yang dibebankan oleh Duolingo, baik secara penuh maupun parsial bergantung pada keaktifan peserta IISMA Camp.
Dari total 113 mahasiswa yang mengikuti IISMA Camp, hanya 54 orang yang berlanjut untuk menjadi pendaftar di IISMA. Dari jumlah tersebut, ada 5 orang yang berhasil lolos untuk menjadi awardee IISMA. Lima mahasiswa tersebut ialah, Kartika Zenithia Liveranny (FT/19), Clara Monika Silalahi (FISIP/20), Jamilah Fauziana Khoiriyyah (FAD/20), Sayyidah Humairah (FIK/20), dan Rachma Yasin (FEB/19). Jumlah mahasiswa awardee asal UPNVJT bertambah satu orang jika dibandingkan tahun lalu. Bukan tidak ada progres yang signifikan, melainkan jumlah pendaftar IISMA 2022 tahun meningkat drastis jika dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, penambahan kuota mahasiswa awardee persentasenya tidak sebanyak peningkatan jumlah pendaftar.
Berbicara mengenai motivasi mendaftar IISMA, Sayyidah mengaku ingin memanfaatkan kesempatan dan explore kultur internasional karena selain akademik juga didapatkan input nilai-nilai sosial. Sementara itu, Zenith juga berujar kesempatan belajar S1 untuk sarjana memang susah jika tidak melalui international program. Rachma yang awalnya ragu untuk mendaftarkan diri justru secara optimal melakukan persiapan dan akhirnya berhasil lolos “Accomplishment itu kan sesuatu yang gak bisa diukur gitu ya cuman ya anggep aja ini adalah kayak my hard work pays off gitulah anggapannya,” ujar Rachma.
Mengenai kendala yang dihadapi dan bentuk evaluasi, Jamilah menuturkan bahwa informasi yang diberikan pihak IISMA serba mendadak sekali dan panduan yang diberikan kurang lengkap sehingga harus mencari informasi sendiri. Clara memiliki pendapat tambahan bahwa sosialisasi yang dilakukan kurang optimal ke masyarakat, sehingga banyak yang belum mengetahui detail mengenai IISMA. “Banyak yang ngasih selamat ke aku, tapi mereka ga tau aku lolos beasiswa apa, IISMA tuh gimana,” tambah Clara. Sementara itu, Sayyidah mengeluhkan koordinasi dengan universitas tujuan yang masih tersendat, contohnya pada dirinya yang belum mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) hingga wawancara ini dilakukan. Terakhir, Zenith membahas mengenai konversi SKS yang berbeda karena ia berada di semester enam, tetapi sejak awal ia sudah siap dengan risiko tersebut. “Ada yang rekognisi ada yang dikonversi. Karena aku angkatan 2019, jadi udah ga banyak matkul. Jadi nanti bisa dijadiin surat pendamping ijazah sebagai rekognisi. Untuk kelulusan minimal 144 sks, nanti aku bisa 166 sks,” tutupnya.
Jika berbicara masalah harapan, lima mahasiswa awardee berharap agar program ini menjadi berkelanjutan dan tidak berhenti di periode kedua, terutama setelah berganti pemerintahan. Hal ini dikarenakan manfaat sangat beragam yang berpotensi timbul dari terselenggaranya program ini. Dari pihak IO sendiri, berharap jika atensi mahasiswa UPNVJT untuk mengikuti program ini akan meningkat dan IO berjanji akan terus berbenah serta menghadirkan hal yang spesial di tiap tahun sebagai jawaban dari setiap evaluasi yang telah dianalisis. (jel/rin/lvn)