Andil Perbaikan Kebijakan Negara Melalui Aksi Demonstrasi Mahasiswa

Berbagai Tuntutan Diajukan untuk Segera Direalisasikan

Aksi massa di depan gedung DPRD Provinsi Jawa Timur

Sumber: Dokumentasi Pribadi Persma 

 

Kamis (14/4) sekitar tiga ribu mahasiswa menggelar aksi demonstrasi yang bertajuk “Ekonomi Buruk, Rakyat Terpuruk” di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur. Gabungan mahasiswa ini berasal dari berbagai universitas di Surabaya,  salah satunya  Republik Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (Rema UPNVJT) dengan lima ratus partisipan. Aksi demonstrasi ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi terkait isu-isu yang menjadi polemik dari berbagai aspek di masyarakat. Dalam hal ini, Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi didampingi oleh Wakilnya Sahat Tua Simanjuntak ke luar gedung untuk menjawab tuntutan demonstran. 

Berbicara mengenai isu yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam aksi demonstrasi, Boby (nama samaran) selaku anggota humas internal aksi memberikan tanggapan mengenai tuntutan dari aksi demonstrasi tersebut, “Masih banyaknya masyarakat yang merasakan mahalnya harga minyak goreng di pasaran dan harga pertamax tinggi yang memungkinkan untuk pertalite pun juga akan naik, ditambah lagi dengan adanya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sebelumnya 10% menjadi 11%, tingginya biaya yang dianggarkan untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN), serta masih banyaknya konflik agraria yang belum diselesaikan,” ujarnya. Tentunya tuntutan yang diberikan ini merupakan suatu urgensi karena pengaruhnya kepada masyarakat menengah ke bawah serta beberapa isu yang dirasa tidak sesuai dengan timing. Boby juga menambahkan indikator keberhasilan demonstrasi yaitu salah satu perwakilan DPRD keluar gedung menemui massa aksi dan menandatangani segala tuntutan dari mahasiswa beserta rakyat. Adapun mengenai perizinan, seluruh peserta aksi demonstrasi UPNVJT yang turut andil dalam aksi ini telah mengantongi perizinan melalui surat pemberitahuan aksi ke Polisi Sektor (Polsek) Gunung Anyar, Surabaya. 

Pengamanan massa ketika aksi berlangsung ditangani oleh Polisi Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). Sekitar pukul 08.15 WIB, polisi mulai berdatangan pada titik kumpul yang telah ditentukan. Arief, selaku Koordinator Keamanan Polda Jatim beranggapan bahwa persiapan keamanan telah dilakukan semaksimal mungkin. “Persiapannya seperti biasa, hanya bisa berharap semoga lancar lah tidak ada apa-apa, teman-teman juga nanti insyaallah bisa tersalurkan inspirasinya,” jawabnya. Arief mengatakan Polda Jatim mengerahkan tiga sumber untuk membantu dari wilayah ke Kota Surabaya. Pihak kepolisian telah mengikuti instruksi dari komando dengan mengarahkan polisi supaya bisa mendampingi  dan mengantar teman-teman mahasiswa ke tujuan. “Untuk keamanannya sendiri ada 3 titik kumpul, di Kebun Binatang Surabaya, DPRD Provinsi, dan terakhir Tol Istimewa,” ujarnya. Sekitar 14.30 WIB, massa demonstrasi baru berdatangan di wilayah gedung DPRD Provinsi dan pembubaran massa harus dilakukan pada pukul 17.00 WIB. “Dari pemerintah pukul 17.00 WIB wajib membubarkan diri, tetapi tetap apabila terjadi sesuatu semisal dari mahasiswa maupun dari pemerintahan ada yang dikonsolidasi dalam ruangan kita juga belum tahu,” pungkas Arif.

Rizky Hilal (FH/20) selaku mahasiswa UPNVJT yang mengikuti aksi mengatakan, “Aksi demonstrasi ini adalah sebuah tanggung jawab moral sebagai mahasiswa karena sebagai pelaksanaan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu  pengabdian masyarakat, di mana kita di sini tidak hanya sekedar ikut-ikutan, tetapi juga menyampaikan aspirasi rakyat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia”, ungkapnya. Ia berharap bahwa yang mengikuti aksi itu bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja tetapi juga harus diketahui juga apa isi dari tuntutan aksi tersebut agar tidak menjadi aksi yang sia-sia saja untuk mengurangi risiko. 

Tak hanya itu, salah satu mahasiswa demonstrasi dari Universitas Negeri Surabaya, Anita (FIP/21) beranggapan bahwa mahasiswa sebagai pembawa perubahan atau agent of change dapat bertindak untuk menyampaikan atau meneruskan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Ia menambahkan pentingnya peranan mahasiswa dalam aksi demonstrasi, “Mahasiswa bukan hanya sekedar aksi atau mencari eksistensi, tetapi kita sadar apa yang harus disampaikan kepada pemerintah atas keresahan rakyat,” tambahnya. Ketika ditanya tanggapannya mengenai Ketua DPRD Jawa Timur yang turun ke jalan, mendengarkan aspirasi-aspirasi mahasiswa dan berjanji akan menyampaikannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Presiden Joko Widodo, ia berpendapat, “Kalau menjawab aspirasi dari teman-teman mahasiswa sendiri memang belum, karena itu kita perlu bentuk konkret dan bukti nyata untuk masyarakat dan mahasiswa,” tandasnya.  

Di penghujung aksi, Kusnadi menemui massa dengan keluar gedung DPRD untuk memberi tanggapan mengenai aspirasi yang diajukan para mahasiswa. Dengan ditemani Sahat, Kusnadi menandatangani tuntutan serta berjanji akan meneruskan aspirasi mahasiswa kepada DPR RI dan Presiden pada malam  itu juga. “Bukan 7 x 14, bukan 3 x 24 jam, tetapi malam ini juga,” tegas Sahat sebagai perwakilan. Sesuai rencana, melalui unggahan resmi Instagramnya (@dprdjatim), DPRD Jatim mempublikasikan bukti realisasi penyampaian pesan demonstran pada pihak terkait.  (muj/haf/vda)

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *