Kasus Covid-19 Menurun, Begini Kebijakan Perkuliahan UPNVJT

Belum Bisa Luring Secara Penuh, Perkuliahan Blended Dilakukan dengan Ketentuan

 

Sumber : Freepik

       Kasus Covid-19 di Indonesia, terkhusus di Jawa Timur mulai menurun signifikan. Beberapa perguruan tinggi di Surabaya mulai melakukan kegiatan tatap muka dengan ketentuan tertentu. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) mengenai kepastian sistem pembelajaran semester gasal. Beberapa kali pula simpang siur berita mengenai sistem pembelajaran tatap muka atau luring, akan tetapi masih belum ada kepastian dari pihak UPNVJT sendiri. Sehingga, (1/10) akun resmi UPNVJT mengunggah Informasi Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Akademik 2021/2022 yang salah berisi pernyataan mengenai sistem pembelajaran semester gasal 2021/2022 yang masih dilakukan secara daring dan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) dilakukan dengan syarat tertentu.

        Melalui wawancara dengan Sukendah selaku Wakil Rektor I, berdasarkan surat dari Dirjen Pendidikan  Tinggi yang mengacu pada kondisi di bulan September telah memastikan seluruh kegiatan pembelajaran perkuliahan dalam kelas akan dilaksanakan secara daring untuk semester gasal. Kegiatan yang dapat dilaksanakan di kampus hanya ditujukan untuk beberapa kegiatan yakni kegiatan praktikum yang sudah dapat dilakukan luring dengan blended setelah Ujian Tengah Semester Gasal. Selain praktikum, kegiatan pembimbingan, ujian lisan serta seminar hasil penelitian skripsi, tesis, disertasi dapat dilakukan secara luring dengan mengikuti protokol kesehatan ketat serta menyesuaikan kapasitas yakni 50% dari kapasitas umum. Selain itu, Sukendah berharap mahasiswa sudah melakukan vaksin, “Kami mengharapkan mahasiswa sudah 100% vaksin, mahasiswa diharapkan juga menerapkan secara disiplin mengikuti protokol kesehatan yang ada jadi perlu adanya kesadaran dalam perilaku mahasiswa untuk menjaga kesehatan dari diri sendiri dan juga orang lain apapun kegiatannya baik dalam luar kampus.”

       Terkait hasil survei mahasiswa yang pernah diberikan oleh pihak kampus pada bulan Agustus lalu, pihak kampus mengatakan sebesar 80% pengisi survei masih menghendaki kegiatan perkuliahan daring dan juga menunjukkan adanya pergeseran dengan survei yang sebelumnya pernah dilakukan. Hal ini dipengaruhi adanya beberapa mahasiswa sudah merasa ‘nyaman’ dengan perkuliahan daring, keterbatasan biaya living cost mahasiswa yang terdampak Covid-19 maupun tidak berdomisili di Surabaya serta para dosen yang mulai menguasai teknologi pun telah merasakan segala kemudahan terutama dalam kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan bersamaan dari rumah.

       Pihak kampus tentunya telah melakukan beberapa persiapan yang dimatangkan sebelum dimulainya perkuliahan secara luring, “Yang pertama tentunya koordinasi dengan Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 yang ada di UPNVJT maupun Pemkot (Pemerintah Kota) Surabaya untuk persiapan perizinan, lalu menghitung kapasitas berapa yang bisa wadah untuk menampung anak mahasiswa yang offline, ini sudah kita hitung dan dipusatkan pada gedung kuliah bersama karena untuk semua sarana perbaikan ada disana dan juga laboratorium yang digunakan untuk offline.” Selanjutnya Sukendah juga menjelaskan bahwa pihaknya juga akan terus memperbaiki sarana prasarana karena nantinya pasti memerlukan tempat atau kelas dua kali lipat pada kegiatan perkuliahan dalam kelas serta menyiapkan bagaimana sistem dosen dalam mengajar daring dan luring secara bersamaaan. 

       Meskipun sudah ditentukan jika perkuliahan semester ini masih daring, sebenarnya beberapa dosen menganggap perkuliahan secara luring lebih efektif. Gendut Sukarno, Dekan FISIP berpendapat demikian. “Perkuliahan offline akan lebih efektif. Namun kondisi pandemi, kuliah online menjadi efektif dan sehat,” ujarnya dalam wawancara daring pada (12/9). Gendut pun mengungkapkan jika setuju apabila perkuliahan semester genap nanti dilaksanakan secara luring. Dhani Ichsanuddin, salah satu dosen Manajemen sependapat dengan Gendut. Dhani mengungkapkan jika perkuliahan akan lebih efektif jika dilaksanakan secara luring. “Perkuliahan daring dan luring kalo dilihat dari efektivitasnya, ya efektif luring karena mata kuliah yang saya ampu berkaitan dengan perhitungan dan contoh kasus, jadi untuk pembahasan perhitungan dan pemecahan kasus bisnis pada matkul yang saya ampu lebih efektif kuliah luring.” Dhani juga mengungkapkan jika siap melaksanakan perkuliahan secara luring. Menurut Dhani, yang terpenting sudah ada aturan tertulis dari pimpinan UPNVJT. Dhani pun menambahkan jika perlu persiapan sarana dan prasarana yang menunjang perkuliahan luring. 

       Sementara itu, mengenai kegiatan luring saat ini, Roziana Febrianita, dosen Ilmu Komunikasi mengatakan jika beberapa dosen sudah masuk secara luring. “Kami (dosen biasa tidak menjabat) juga sudah mulai masuk meskipun secara bergilir. Sedangkan untuk pejabat instansi (rektor dan wakilnya, dekan dan wakilnya, kaprodi serta kalap juga kepala unit dan wakilnya) masuk setiap hari.”  Disisi lain, beberapa mahasiswa juga memberikan pernyataannya terkait kemungkinan dilakukannya perkuliahan luring. Levia (FEB/18) mengaku dengan senang hati menerima kebijakan tersebut, “Apabila perkuliahan tiba-tiba dilaksanakan secara luring dengan senang hati saya akan menerima kebijakan tersebut. Dikarenakan perkuliahan luring akan jauh lebih efektif apabila dibandingkan dengan daring. Materi yg disampaikan akan jauh lebih mudah diterima oleh mahasiswa. Meski begitu, tetap harus mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan” ujarnya. 

       Tiara (FISIP/20) mengungkapkan jika alangkah baiknya dilakukan uji coba sistem pembelajaran. “Untuk sistem nya menurut saya dibuat percobaan terlebih dahulu yaitu dengan sistem hybrid (online dan offline).” Jika perkuliahan masih daring, Tiara mengungkapkan jika harus bersiap dengan lebih serius belajar lagi karena memang terkadang antara paham dan gak paham dengan materi yang diterima. Moch. Rizky Ramadhan (FH/19) mengungkapkan jika menurutnya, sistem pembelajaran yang efektif adalah hybrid dengan mahasiswa yang masuk secara luring maksimal 50%. Alasannya karena kemungkinan masih ada beberapa orang tua yang khawatir jika anaknya masuk secara daring atau alasan pribadi lainnya. Rizky pun berharap jika kebijakan nantinya menguntungkan semua pihak, baik mahasiswa maupun UPNVJT, meskipun Rizky juga mengungkapkan jika lebih baik perkuliahan dilaksanakan secara luring.

       Kebijakan tentang perkuliahan luring diharapkan dapat diinformasikan kepada mahasiswa pada bulan Januari 2022 jika semua persiapan telah matang dan pendataan mahasiswa yang telah mendapatkan full vaksin serta perizinan dari orang tua mahasiswa melalui pendataan registrasi di semester genap. Sistem yang akan diberlakukan pun akan dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama dan akan menampung sekitar 8000 mahasiswa dengan kapasitas 50% sesuai sistem hybrid/blended dan dipusatkan pada mahasiswa semester dua dan empat yang memang belum pernah melihat kampusnya dengan mata kuliah yang pihak kampus pilih yaitu mata kuliah dasar dan mata kuliah keprodian yang memang belum diambil di semester dua dan semester empat. (nel//haf) 

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *