Kurang Sesuainya Penugasan Hingga Terdengar Kabar Adanya Pelecehan Seksual saat Tugas Daring
Sumber : Freepik
Pengenalan Kehidupan bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh setiap universitas untuk menyambut para mahasiswa baru, tak terkecuali Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT). PKKMB 2021 diperkirakan diikuti oleh 5.286 mahasiswa baru (Maba). Walaupun masih digelar secara daring karena pandemi yang belum usai, tahun ini PKKMB terbagi menjadi tiga, yaitu PKKMB Universitas, PKKMB Fakultas, dan PKKMB Program Studi (Prodi). Sebagaimana keterangan Sutiyono, Wakil Rektor III, pelaksanaan PKKMB Universitas sesuai dengan Panduan PKKMB Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Kemendikbudristek) dan UPNVJT, pelaksanaan dilakukan secara daring dan waktu pelaksanaan empat hari (12-16 Agustus 2021). Sementara PKKMB Fakultas dan Prodi dilakukan di waktu yang berbeda-beda tergantung fakultas dan prodi itu sendiri.
Menurut Suwaidi, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Tujuan PKKMB pada intinya untuk memperkenalkan Maba pada lingkungan kampus, meliputi lingkungan fisik dan non fisik. Selain itu PKKMB merupakan ajang pembekalan Maba terkait nilai-nilai bela negara, Anti Korupsi, softskill, kewirausahaan, dan lain-lain. Dalam PKKMB 2021, Suwaidi menyatakan bahwa belum mendapatkan laporan terkait tindakan pelanggaran seperti perpeloncoan. Namun untuk tindakan preventif, sejak awal pihak UPNVJT sudah menyampaikan dan memberikan pemahaman tentang tujuan dari PKKMB itu sendiri. Sebagaimana keterangan Sutiyono, koordinasi dilakukan sebanyak tiga kali sehingga diperoleh kesepakatan terkait PKKMB. Mengenai tugas, Suwaidi dan Sutiyono mengungkapkan jika sejauh ini belum ada keluhan dari panitia maupun peserta. Koordinasi antara prodi dan panitia pun berjalan baik.
Pelaksanaan PKKMB tentunya tidak lengkap jika tidak berkenaan dengan tugas yang diberikan oleh panitia. Salah satu tugas yang diberikan panitia PKKMB Universitas atau Patriot kepada mahasiswa baru adalah membuat opini yang diunggah di akun instagram pribadi atau kelompok terkait permasalahan atau isu nasional saat ini. Dengan adanya tugas ini, mahasiswa baru diharapkan dapat berpikir kritis terhadap permasalahan atau isu-isu nasional yang belakangan ini terjadi di Indonesia. Untuk PKKMB Fakultas dan Prodi, selain untuk menambah wawasan terkait dengan jurusan yang dipilih, kegiatan serta tugas yang diberikan kepada Maba lebih ditujukan untuk mempererat kedekatan dan kekompakan antar mahasiswa.
Ellip Fauzan, Presiden BEM Fakultas Pertanian (FP) mengungkapkan bahwa konsep yang diusung PKKMB FP tahun ini adalah menumbuhkan generasi unggul dengan nilai solidaritas. Nilai solidaritas ini dikembangkan melalui kegiatan yang membutuhkan interaksi antar mahasiswa, seperti adanya tugas kelompok. Pengembangan nilai solidaritas ini dirasa penting karena di dunia perkuliahan mahasiswa tidak dapat bersikap individualis, adakalanya kerja sama dibutuhkan. Seperti yang disampaikan Mutadid Billah, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) ketika diwawancara melalui WhatsApp (19/8) “Kita membutuhkan orang yang mau kerja sama bukannya sama-sama kerja.” Harapannya metode ini efektif untuk memicu rasa solidaritas tersebut, mengingat saat ini seluruh kegiatan masih dilakukan secara daring. Selain solidaritas, Ubbadullah, Ketua Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMAK) mengatakan jika panitia HMAK juga memberikan tugas mengenai video implementasi nilai moral dan Tri Dharma perguruan tinggi, serta video yel-yel untuk tugas kelompok.
Tugas yang diberikan oleh panitia PKKMB tentunya tidak lepas dari hambatan dan tantangan, Novia Nirmala (FP/21) ketika diwawancara melalui WhatsApp (19/08) mengungkapkan jika kesulitan menyelesaikan tugas tersebut karena masalah komunikasi. “Karena keadaan lagi pandemi, jadi semua harus online dan untuk komunikasinya sedikit susah. Misalnya ketika diberitahu ada tugas kelompok, sebagian ada yang merespon tetapi sebagian lagi kurang responsif. Tapi dari situ juga jadi kenal sih, karena menyelesaikan tugasnya dengan Zoom atau Google Meet bareng-bareng,” ujarnya. Keadaan yang sama juga dirasakan oleh Febe Valencia (FISIP/21) “Kesusahannya di grup Focus Group Discussion (FGD), karena ada yang tidak setuju sama topi yang didapat, tapi serunya di situ sih, bisa bertukar pikiran. Susahnya di diskusi karena udah mepet sama OSPEK Fakultas,” ujarnya. Untuk berdiskusi dengan teman-temannya, Febe juga lebih memilih menggunakan platform video conference seperti Google Meet dan Zoom Meeting daripada harus melakukan video call satu per satu dengan teman barunya. Menurutnya, hal tersebut kurang efektif dan tidak semua orang mau jika sosial medianya tersebar ke banyak orang. Apalagi, saat PKKMB terdapat kabar burung terkait tugas video call yang berujung pelecehan seksual di salah satu fakultas.
Terkait berita yang pada akhirnya dijelaskan pada Berita Acara di akun Instagram @himanisupnjatim (20/8), Andre Prasetyo, Ketua BEM Universitas (BEM-U) dalam wawancara daring (23/8) mengungkapkan jika terkait hal tersebut pengunggah tidak melakukan pengecekan ulang informasi yang ada. Menurutnya, banyak narasi-narasi tidak benar ditampilkan oleh pengunggah. Pada postingan Area Julid (salah satu akun Twitter-Red) sendiri sangat menggiring opini publik. Setelah dilakukan pengecekan secara empiris dan literasi terkait kejadian tersebut, tidak terjadi adanya tindak pelecehan seksual. Penyintas sebenarnya menceritakan atau memberikan statement mengenai pengalaman pribadinya dan itu usaha memperingatkan atau imbauan kepada mahasiswa dengan harapan nantinya tidak ada kasus seperti itu pada saat kegiatan PKKMB dilaksanakan.
Meskipun tugas yang diberikan oleh panitia PKKMB dianggap telah sesuai dengan esensi PKKMB, tetapi Satria Farras (FIK/21) mengungkapkan jika tugas yang diberikan oleh panitia tidak berat, melainkan aneh. “Oke jadinya ini jujur ya, tugasnya itu cukup banyak. Bukan berat ya, tapi aneh. Contohnya kayak kita buat buku dan nama angkatan, pokoknya tugas-tugas yang tidak pernah ada ketika SMA. Saya kira PKKMB Universitas yang paling berat tugasnya, ternyata tidak. Justru yang paling berat itu PKKMB Fakultas dan Jurusan, disuruh buat ID (Identity Card), wawancara BEM, seperti itulah,” tuturnya dalam wawancara via WhatsApp (19/8). Untuk relevansi tugas dengan pelajaran di jurusan, Satria mengungkapkan jika relevansi mencapai 50:50. Menurut Satria, tugas membuat buku angkatan dan tentang politik kurang relevan dengan prodinya. Namun, menurut Achmad Rofiq (FH/21) dalam wawancara daring (20/8) ada relevansi antara tugas yang diberikan saat PKKMB dan prodinya. Tugas tersebut meliputi esai, analisis, dan resume. Achmad menambahkan untuk jurusannya sendiri, tugas membuat video penjelasan adagium hukum (pepatah hukum-Red) dianggapnya menambah wawasan. (dyr/ran/ekr)