Media Sosial Jadi Sumber Informasi Terpercaya Bagi Mahasiswa
Kiri: Website Resmi KMMI, Kanan: Website Resmi PMBB Sumber: UK Persma Gita UPNVJT
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) meluncurkan program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) 2021 sebagai bentuk dukungan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Program KMMI berupaya untuk mempersiapkan mahasiswa melalui pembelajaran yang merepresentasikan dunia industri dan menghasilkan mahasiswa yang siap bersaing di dunia global setelah lulus nanti. Program KMMI dibentuk dalam bentuk kursus singkat yang mencakup hard skills dan soft skills. Tak hanya itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Forum Human Capital Indonesia (FHCI) memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB). Dikutip dari website PMMB, program ini bermaksud menjawab tantangan Sumber Daya Manusia (SDM) BUMN di masa yang akan datang, menciptakan SDM unggul dengan kompetensi yang mumpuni melalui pemagangan di BUMN dan Mencetak SDM yang berdaya saing global. Namun, dua program ini belum disosialisasikan dengan baik oleh pihak Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT).
Euis Nurul Hidayah, Wakil Dekan (Wadek) I Fakultas Teknik mengungkapkan jika mendapatkan informasi melalui program tersebut melalui website dan akun sosial media resmi dan penyebaran informasi sudah dilakukan melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti prodi dan Himpunan Mahasiswa (Hima). “Kami ada grup tim implementasi MBKM yang anggotanya ada Wadek I dan lainnya. Kami menginfokan ke prodi dan Hima atau grup mahasiswa lainnya,” ujarnya dalam wawancara daring (28/07). Selain itu, di tingkat universitas dan program studi telah menyiapkan panduan dan alur untuk mahasiswa yang mengikuti program kampus merdeka tersebut. Mahasiswa dapat memilih semua program kampus merdeka yang tersedia, baik dari Mendikbud atau lembaga lainnya. Akan tetapi, mahasiswa harus memilih program yang bisa menunjang kompetensi mahasiswa dan tentunya juga diarahkan oleh program studi.
Moch. Arifin, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dalam wawancara daring (30/07) mengungkapkan program ini merupakan kegiatan di luar perkuliahan, di mana kegiatan ini dapat diakui sebagai tambahan nilai kredit selama di perguruan tinggi. Informasi kegiatan magang di UPNVJT didapatkan dari BAKPK dan UPTPKK UPNVJT. Sedangkan di Fakultas Pertanian informasi semacam ini didapatkan dari alumni maupun instansi yang sudah bekerja sama baik dengan prodi maupun fakultas. Proses penyampaian informasi dapat melalui flyer, pengumuman ke Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Hima dan grup kelas sehingga seluruh mahasiswa bisa mengetahui kegiatan tersebut. Program KMMI atau magang sangat penting guna menambah pengetahuan di luar perkuliahan sehingga bisa meningkatkan skill khususnya bagi mahasiswa yang sudah menempuh seratus Satuan Kredit Semester (SKS). Hal ini memungkinkan mahasiswa sudah mempunyai bekal untuk program tersebut. Pihak UPNVJT berharap seluruh mahasiswa mau dan bisa mengikuti kegiatan tersebut,sehingga akan dihasilkan mahasiswa yang lulus dengan kemampuan yang handal di masyarakat nantinya.
Wahyuni, salah satu dosen program studi pariwisata menambahkan mengenai proses pengkonversian Rencana Pembelajaran Semester (RPS) apabila ada mahasiswa yang mengikuti program KMMI. “Mahasiswa mengajukan kemudian kami akan laporkan ke koor prodi. Dosen juga merapatkan untuk konversi mata kuliah tersebut apakah capaian pembelajaran (CPL) dan RPSnya sesuai dengan mata kuliah prodi yang sudah dibuat,” ujar Yuni. Namun, apabila mata kuliah yang diambil dalam program KMMI tidak ada dalam mata kuliah di UPNVJT, maka mata kuliah tersebut tidak bisa dikonversikan. Namun, sertifikat yang didapatkan dapat digunakan untuk kelulusan. Yuni pun menambahkan jika pihak kampus tentunya mendukung program ini karena dapat menaikan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Nasional (IKU-PTN).
Meskipun pihak kampus sudah mensosialisasikan program ini, beberapa mahasiswa mengaku mendapatkan informasi dari luar kampus. Ahsana (FEB/19) salah satu mahasiswa yang mendaftar KMMI mengatakan pertama kali informasi program ini diketahuinya melalui media sosial Twitter dikarenakan dari kampus atau fakultas saat itu belum ada informasi maupun sosialisasi sama sekali. Ahsana menambahkan mekanisme pendaftaran KMMI sangat mudah jika dibandingkan dengan program magang dan kampus mengajar. “Cukup membuat akun, kemudian data mahasiswa langsung tersinkronkan dengan pangkalan data pddikti, setelah itu langsung bisa ambil coursenya tanpa perlu banyak berkas,” ujarnya saat saat diwawancarai melalui chat via WhatsApp (27/07). Tak berbeda dengan Ahsana, Laila (FP/19) dalam wawancara daring (28/7) mengatakan jika belum ada bimbingan dari pihak kampus terkait PMMB. “Kalau dari kampus belum ada bimbingan, mungkin masih proses,” ujarnya. Laila pun berharap agar kampus segera mensosialisasikan program-program semacam ini karena banyak mahasiswa yang ketinggalan info.
Irfan Nurfaiq (FP/19) mengungkapkan bahwa dirinya mendapat info mengenai KMMI dari internet. “Informasi yang diberikan oleh kampus masih kurang masif, berbeda dengan informasi PMM-DN dan kampus mengajar,” ungkapnya dalam wawancara via Whatsapp (27/07). Menurutnya program ini sangat bermanfaat, selain menambah skill juga bisa memperluas wawasan secara umum juga. Mufid Ro’uf (FISIP/20) yang masih bisa terbilang angkatan baru pun buka suara dalam wawancara daring (29/7) bahwa belum ada info dari dosen, ia berharap kampus dapat menyampaikan informasi secara merata agar tersampaikan kepada seluruh mahasiswa.
Giyona (FP/19) salah satu mahasiswi yang lolos program KMMI. Ia sendiri mengatakan bahwa mendapat course tentang Membangun Peluang Bisnis Plant Decoration bersama Larch Studio yg diadakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sama seperti mahasiswa lainnya informasi program-program tersebut didapatkan melalui Twitter dan akun instagram khusus kegiatan mahasiswa. “Menurut saya bagus karena ada banyak course yg bisa dipilih mahasiswa untuk menambah skill, mahasiswa juga diberi kebebasan untuk memilih course yg tidak selinier dengan jurusannya, programnya bisa dikonversi, dan insyaallah dapat uang saku. Programnya sendiri belum dimulai dan rata rata dimulai bulan Agustus, jadi belum tau seberapa besar pengaruhnya,” ungkap Giyona saat diwawancarai via Whatsapp (30/07). Ia berharap semoga kampus bisa lebih sering update melalui instagram UPNVJT terkait program sejenis yg disertai informasi lengkap mengenai mekanisme pendaftarannya, seleksi penerimaan serta syarat-syarat program. (arn/rah/ndm)