Unjuk Gelar UKM melalui Video Dianggap kurang Tepat dan kurang Menarik
Pandemi COVID-19 memaksa berbagai kegiatan kemahasiswaan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) dilakukan secara daring. Seperti halnya kegiatan Expo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dilaksanakan pada Sabtu hingga Rabu, 12-16 September 2020. Namun, kegiatan ini nampaknya kurang menjadi perhatian mahasiswa baru (maba), sehingga berdampak pada menurunnya daya minat UKM.
Beragam alasan melandasi masalah ini, salah satunya adalah Expo UKM dilakukan secara daring. Menurut Cavin Kleinsteuber Phung (Manajemen/20), salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya minat maba dalam mengikuti UKM adalah karena sistem daring, unjuk gelar yang dilakukan hanya melalui video sehingga kurang menarik dan tidak bisa mengetahui seperti apa skill atau yang di lakukan secara jelas dan langsung. Tidak berbeda jauh dengan Cavin, Muhammad Mashuda (DKV/20) juga beranggapan bahwa ketidaktahuan akan info UKM dan pesan yang disampaikan melalui video kurang tersampaikan, membuat maba tidak tertarik. Mashuda juga menambahkan, kurang minatnya maba juga dipengaruhi oleh jumlah UKM yang kurang. “Menurutku kenapa banyak dibeberapa UKM yang kurang peminatnya, karena enggak semua mahasiswa memiliki suatu skill atau passion yang ada di diri mereka. Atau bahkan para mahasiswa baru tersebut masih bingung terhadap UKM yang disediakan di UPNVJT ini,” ujar Aflah Rizkylydo Imam Putra (FH/20).
Ketua Koordinator UKM, Apta Rafi (FH/18) mengatakan, “Sebenarnya kalau dibilang rendah peminat untuk join di UKM, kita tidak terlalu rendah dikarenakan total pengisian link pendaftaran di google form sampai hari ini mencapai 2.498 mahasiswa dan link pendaftaran akan terus dibuka sampai tanggal 30 September 2020 nanti. Artinya kita sudah mencapai angka 50 persen lebih untuk pendaftaran UKM ini.” Tahun ini, peminat UKM tertinggi adalah UKM E-Sport, sedang yang terendah adalah UKM bidang bela diri seperti taekwondo, silat tauhid, jujitsu, dan kempo. Untuk membantu UKM dengan peminat sedikit, Koordinator Expo membuat konten Instagram dengan beberapa UKM yang minim peminat. “Kita mengambil tiga atau empat UKM per bidang. Jadi total ada 13 UKM yang kita ajak ngobrol di konten IG TV,” ujarnya. Apta juga mengatatakan, ada usaha lain untuk meningkatkan minat untuk ikut UKM, salah satunya memperpanjang open recruitment.
Dimas Putra Andaru (Informatika/18), Koordinator UKM Silat Tauhid mengaku agak kesulitan untuk menjalankan strategi menggaet anggota akibat sistem daring ini. “Karena situasinya seperti sekarang, agak sulit mengenalkan tenaga dalam pada mahasiswa. Jadi hanya memanfaatkan UG Expo, video dibuat semenarik mungkin, dan di IG sudah ada penjelasan sekilas tentang UKM ini agar mereka yang mau mendaftar tau lebih dulu sebelum mendaftar. Biasanya juga melakukan pendekatan kecil-kecilan, seperti mengajak teman dekat tapi yang seperti ini agak sulit kalo sekarang,” ujarnya. Dampak kekurangan anggota ini adalah kekurangan sumber daya manusia hingga vakumnya UKM akibat tidak adanya pengurus. Pihak UKM pun tidak dapat melakukan apapun jika ini terjadi.
Pelaksanaan UG Expo juga tidak luput dari berbagai masalah, diantaranya yaitu proses latihan yang cukup sulit karena pandemi, pembentukan UKM yang berasal dari komunitas yang tidak bisa mengikui UG Expo, dan masalah surat-menyurat ke pihak lembaga. Dalam hal ini, pihak koordinator UKM membantu follow up dengan lembaga dan UKM yang masih kebingungan mengenai masalah tersebut. (fky/agp)