Molor Dua bulan, Pemilu FP Terlaksana secara Daring

Sempat Terkendala Calon Kandidat dan Wabah Covid-19

sumber : instagram bemfaperta_upnvjatim, Pandi Agus Setiawan dan Agung Raynason Yudha (kiri ke kanan) sebagai Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM terpilih.

          Sabtu (11/7), keluarga mahasiswa (KM) Fakultas Pertanian (FP) melakukan pemilu presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) secara daring. Pemilihan dilakukan melalui google form yang dikirim melalui invitasi e-mail akun student UPN “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) pada pukul 09.00 WIB. Pemilu berakhir pada pukul 17.00 WIB dan untuk selanjutnya dilakukan perhitungan suara. Perhitungan suara melibatkan partisipasi serta saksi dari KM FP program studi Agroteknologi dan Agribisnis. Dalam hasil pemilu tersebut didapat 188 suara sah, 33 suara tidak sah, dan 10 kotak kosong. Hasil perhitungan suara menunjukkan pasangan calon Pandi Agus Setiawan dan Agung Raynason Yudha terpilih menjadi presiden dan wakil presiden BEM FP.

          Alasan penyelenggaraan pemilu daring ini didasarkan pada kondisi saat ini dimana masih dalam masa pandemi, sehingga tidak memungkinkan jika dilaksanakan pemilu secara offline. Seperti yang diungkapkan oleh Prayoga selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), ia mengungkapkan bahwa keputusan pemilu daring ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus Covid-19. Selain itu terselenggaranya pemilu FP bisa dikatakan agak molor dari jadwal yang ada, yaitu pada bulan Mei. “Harusnya itu bulan Mei, dikarenakan tidak ada calon presiden BEM akhirnya diserahkan ke pihak fakultas akhirnya titik temunya di bulan ini,” ujar Prayoga. Sehingga pada bulan Mei sebenarnya sosialisasi pemilihan dan pendaftaran presiden dan wakil presiden. Walau begitu, tenggat waktu yang cukup panjang tidak berpengaruh pada jumlah calon pendaftaran presiden dan wakil presiden. Hal ini dapat dilihat pada jumlah pasangan calon yang hanya satu.

          Jika disinggung terkait upaya meminimalisir kecurangan dalam pemilu, Agung yang menjabat sebagai ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan pemungutan suara dilakukan dengan sistem verifikasi dua lapis. Langkah pertama yaitu form disebar melalui e-mail kampus mahasiswa FP. “Bukan berupa link, namun invitasi via e-mail tertuju ke e-mail kampus, jadi nanti tidak bisa disebar ulang form tersebut bilamana untuk dicurangi,” tutur Agung. Langkah yang kedua yaitu dengan meminta foto Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk verifikasi di dalam form sebagai syarat dalam pemilihan. Selain itu, kriteria suara sah ditentukan apabila memenuhi kriteria yaitu mengakses form menggunakan akun e-mail UPNVJT, mengisi identitas seperti nama dan NPM, menyertakan bukti foto KTM, dan memilih diantara opsi pasangan calon yang ada.

          Meskipun sistem yang digunakan berbeda dengan tahun lalu, efektivitas pemilu daringmendapat beragam tanggapan dari mahasiswa. “Kalau dilihat  ribetnya sih enggak, karena kita bisa memberikan suara tanpa harus datang ke tempatnya, dari aku sendiri lebih memilih pemilu offline seperti biasanya,” ungkap Moch. Febri Firdaus (Agrotek/19). Selain itu, menurut penuturan Febri dengan sistematisasi pemilu daring ini sedikit menimbulkan kekhawatiran, “Takutnya ada kecurangan,” imbuhnya. Tanggapan lain disampaikan oleh Maulidina Naafilah (Agribis/19). “Menurutku pemilu online kayak sekarang itu pelaksanaannya lebih mudah daripada biasanya, lebih efisienlah intinya,” tutur Maulidina Naafilah. (lim)

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *