2 Minggu Diterapkan, Sistem KRP Belum Berjalan Mulus

Kendala Jadwal Praktikum yang Berbenturan hingga Jaringan yang Kurang Lancar

ilustrasi tampilan KRP Siamik UPN “Veteran” Jatim (bil)

       Awal tahun akademik 2020, UPN “Veteran” Jawa Timur memberlakukan sistem baru yakni Kartu Rencana Praktikum (KRP). Sistem KRP diberlakukan pada fakultas yang menerapkan praktikum, seperti Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Pertanian (FP). Proses input data yang dilakukan sama dengan Kartu Rencana Studi (KRS), hanya saja KRP didesain khusus untuk praktikum. Tujuan adanya sistem ini adalah untuk mengintegrasi data kehadiran mahasiswa dan dosen dalam penyelenggaran mata kuliah praktikum.

       Namun seiring dengan berlakunya kebijakan ini, ditemui beberapa kendala salah satunya adalah jadwal praktikum yang berbenturan dengan mata kuliah hingga perubahan jadwal praktikum secara mendadak. Menurut Sukendah selaku Wakil Rektor 1, sistem ini mengharuskan mahasiswa untuk hadir tepat waktu karena sudah terprogram dalam sistem. Jika terkendala dengan terbenturnya jadwal, maka dibutuhkan sinkronisasi antara dosen dan sistem. Kendala berikutnya yaitu terkait dengan jaringan yang kurang lancar. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka UPN “Veteran” Jatim berusaha memperkuat jaringan yang ada. “Tidak ada suatu sistem yang 100 % sempurna, pasti ada kendala di lapangan yang perlu diperbaiki atau diselaraskan,” ujar Sukendah.

       Absensi mahasiswa yang mengikuti praktikum dihimpun melalui barcode yang dimiliki tiap mahasiswa. Penerapan KRP menuai pro dan kontra. “Untuk memastikan kehadiran para mahasiswa yang menghadiri kelas praktikum tersebut, dosen pengampu mata kuliah praktikum juga memberlakukan absensi manual,” tutur Euis Hidayah selaku Wakil Dekan 1 FT. Meskipun masih terdapat kekurangan dalam sistem KRP, Siswanto selaku Kepala Laboratorium Sumber Daya Lahan (Kalab SDL) FP menyambut positif kebijakan baru ini. Ia berpendapat bahwa tujuan diberlakukannya KRP adalah memanfaatkan kemajuan teknologi dan dapat meminimalisir kekurangan yang ada, misalnya dalam segi jadwal dan absensi yang masih belum efektif.

       Pemberlakuan KRP juga sempat meresahkan mahasiswa. “Pemberlakuan KRP kurang efektif, karena mahasiswa harus meng-entry KRP dan KRS secara terpisah dan saat praktikum diwajibkan membawa kartu barcode untuk absensi,” ujar Safrina (TP/19). Andhari (Agribisnis/18) mengatakan bila kendala yang dialami selama menjalani proses KRP terjadi karena ketimpangan antara kuota mahasiswa yang mengambil kelas praktikum dengan jumlah mahasiswa. (lim)

Post Author: pers-upn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *