Dianggap Tak Resmi, Hingga Resahkan Berbagai Pihak
Hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019 telah diumumkan pada bulan lalu (23/3). Organisasi mahasiswa (Ormawa) seperti Himpunan Mahasiswa (HIMA) ataupun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mulai menghimbau mahasiswa barunya untuk bergabung dalam grup resmi sosial media mereka. Tujuannya untuk memudahkan koordinasi antara mahasiswa baru dengan HIMA atau BEM sebelum diadakannya Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Namun munculnya grup mahasiswa baru UPN “Veteran” Jawa Timur yang bukan berasal dari Ormawa pada aplikasi WhatsApp (WA) dan LINE Square memicu keresahan. Hal ini lantaran dalam grup tersebut memberikan informasi terkait pendaftaran ulang hingga diadakannya workshop dan mentoring bagi calon mahasiswa baru (Camaba) UPN “Veteran” Jawa Timur pada hari Sabtu (30/3) lalu.
Setelah mendapat laporan mengenai agenda workshop dan mentoring ini, Nizwan selaku Staf Hubungan Masyarakat UPN melakukan koordinasi dengan satpam UPN untuk melakukan pengawasan sekitar lingkungan kampus. “Sudah bilang ke satpam kalau ada anak yang kumpul, tanyakan apa itu calon mahasiswa baru, kalau iya tolong dibubarkan karena tidak ada surat izinnya,” ujar Nizwan.
Menurut salah satu admin dari grup bentukan non ormawa, ia menyatakan bahwa kegiatan ini untuk membantu mahasiswa yang kebingungan dalam pengisian formulir pendaftaran ulang. “Selama ini informasi itu hanya melalui sosial media, kita ingin memberikan informasi secara langsung mengenai tahapan-tahapannya,” ucapnya. Ia menambahkan, dibentuknya grup ini untuk mengedukasi mahasiswa baru guna menanyakan syarat-syarat pendaftaran ulang, info UKT, dan sejenisnya apabila mengalami kesulitan. Ia juga menjelaskan bahwa tim yang ia bentuk dalam grup tersebut adalah demisioner dari Ormawa jurusan dan fakultas sehingga infomasi yang masuk dijamin keabsahannya.
Tanggapan lain juga datang dari berbagai Ormawa di UPN. Seperti yang diungkapkan Kevin, Presiden Badan Eksekutif (BEM) Fakultas Hukum (FH), camaba mulai khawatir karena adanya grup tersebut. “Kemarin saya baca ada dua puluh mahasiswa baru mengeluhkan soal grup ini, lalu teman-teman kami menjelaskan bahwa grup resmi yang menaungi itu dibuat dari BEM sendiri.” Ia menambahkan bahwa adanya grup tersebut merugikan karena tidak diketahui pembuat forum atau grup tersebut.
Senada dengan Kevin, Sandy, selaku Ketua Himpunan Mahasiswa (Kahima) Jurusan Manajemen (HMM) juga memberikan tanggapan. “Menurut saya grup ini akan memberikan informasi yang tidak jelas untuk mahasiswa baru, saya akan melakukan antisipasi terkait hal ini dengan memberikan informasi di sosial media kepada para mahasiswa baru mengenai grup resmi HMM sendiri,” pungkasnya. Bagus (Agribis/17), Kahima Agribisnis sependapat dengan hal tersebut, namun menurutnya selama anggota grup tersebut merasa terbantu dengan informasi yang diberikan, hal tersebut bukan menjadi masalah.
“Grup yang tidak dalam naungan Ormawa akan membingungkan mahasiwa baru, karena informasi yang dibagikan tidak jelas dan belum tentu akurat,” ucap Beryl (Adbis/18) terkait beredarnya grup camaba. Ia berharap, Ormawa lebih tegas dalam mencari informasi agar mahasiswa baru nantinya tidak kebingungan.
Sedangkan menurut Zely (FP/16), pembentukan grup camaba pasti memiliki sisi positif dan negatif, termasuk kebenaran informasi yang tersebar nantinya. Meskipun menuai berbagai tanggapan, admin grup juga menyatakan bahwa ia bersama timnya akan tetap membentuk grup yang sama untuk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) maupun jalur mandiri. (kht/lkm)