Upaya Awal Memupuk Kesadaran Politik Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik
Keluarga Mahasiswa (KM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik (FISIP) menggelar Sistem Partai Politik Mahasiswa dalam pemilihan legislatif dan eksekutif mendatang. Sistem awal yang cenderung praktis dirubah sedemikan rupa menjadi kepartaian layaknya sistem negara. Ini merupakan hasil dari rangkaian alur pendaftaran pendirian Partai Politik Mahasiswa FISIP yang diadakan 10-19 Oktober hingga tahap lolos verifikasi 21 Oktober lalu.
Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP dan Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) tahun ini mengusung dua partai, yakni Partai Jong FISIP dan Partai Pemuda Damai. Dalam tulisan yang diunggah dalam akun resmi instagram @pemilufisip2018, kedua partai tersebut telah disetujui dalam Rapat Pleno terbuka pada Jumat (26/10) yang dihadiri oleh Perwakilan BEM FISIP, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Perwakilan KM FISIP, serta perwakilan dari masing-masing partai yang mendaftar.
Presiden BEM FISIP, Hasan (Adne/15) mengungkapkan alasan digunakannya Sistem Partai Politik Mahasiswa tahun ini dikarenakan FISIP ingin mencoba hal baru agar mahasiswa dapat mengerti mengenai praktik sistem politik sebagai miniatur negara. Diharapkan mahasiswa FISIP dapat menggunakan hak suaranya dengan lebih baik serta mengurangi ketidak-apatisan suara nantinya. Disisi lain, Hasan juga ingin menjaring keaktifan mahasiwa dalam ilmu politik melalui sistem partai tersebut.
Buby Bestari (HI/16), Ketua BLM FISIP, menyampaikan latar belakang diadakanya sistem baru ini. “Karena antusiasme kurang dan FISIP yang harusnya mengerti politik dan sosial dirasa sangat kurang kesadarannya. Kami berusaha untuk mencari cara untuk mengembangkan kesadaran politik di FISIP,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kesadaran politik yang coba dibangun bukanlah politik praktis, namun lebih bisa mengerti dan belajar bersama sistem partai pada umumnya.
Namun yang perlu diketahui bahwa sistem partai ini tidaklah beroperasi seterusnya. Layaknya tahun politik, ada masa dimana Pemilihan Umum (Pemilu) ramai. Begitu pula di FISIP, setelah perhelatan Pemilu selesai, partai divakumkan. Pendaftaran partai dibuka kembali sesuai waktu yang di tentukan dan melalui proses verifikasi awal lagi yang mengacu pada Undang-undang Pemilu yang telah dibuat dan disepakati delegasi empat jurusan dalam Sidang Umum.
Adanya kesempatan bagi KM FISIP untuk belajar berpolitik partai membuat Andre Prasetyo (Adne/17) tidak menyia-nyiakan kesepatan tersebut. “Karena kampus ini merupakan bentuk kecil dari sebuah negara, dan kami dari FISIP setidaknya tahu bagaimana sistem partai politik saat diimplementasikan di luar. Jadi, secara tidak langsung BLM sudah memberi suatu pembelajaran bagi kami,” ujar Ketua Partai Pemuda Damai itu.
Berbeda dengan kompetitornya, Dwi Mifta (HI/16) memiliki pandangan lain yakni, “Faktor saling dekat satu sama lain, juga karena cara pandang yang sama membuat partai Jong FISIP berdiri,” ujar Sekretaris Jenderal partai tersebut. “Kami sadar, dengan sistem partai ini mampu meningkatkan angka partisipatif mahasiswa FISIP dalam konstelasi politik, hanya saja karena masih baru sehingga terkesan ribet dan butuh penyesuaian serta adaptasi,” tambahnya.
Ika Devi Lestasi (Adne/17) berpendapat bahwa dengan adanya sistem partai ini dapat lebih menghidupkan demokrasi kampus. “Disini juga melatih mahasiswa dalam bekerjasama dan membangun sebuah demokrasi, kemudian semangat dalam Pemilu mungkin akan lebih terasa. Karena kampanye pasti digembor-gemborkan nantinya, apalagi kemarin saya dengar ada 3 bulan masa kampanye bagi para calon yang diusung partai. Intinya demokrasi akan lebih di tonjolkan dalam sistem partai,” ujarnya.
Berbeda dengan Nur Laili Fauziah (Adbis/16) yang berpendapat bahwa banyak mahasiswa kurang antusias dalam Sistem Partai Politik Mahasiswa ini. “Kalau setahu saya, mereka kurang antusias karena mereka tidak tahu siapa pasangan calon yang harus dipilih. Mereka tidak ingin berpartisipasi dan mereka tidak tahu seberapa pentingnya memilih pemimpin di FISIP karena tidak ada pengaruhnya bagi mereka,” jelasnya. (mhr/prd)