Peringkat UPN “Veteran” Jatim Turun dari 22 ke 43 pada Agustus 2018
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur adalah kampus bela negara terbaik di Indonesia. Pasalnya, universitas ini menduduki posisi teratas dalam pemeringkatan perguruan tinggi dibandingkan kampus bela negara lainnya. Dilansir dari situs resmi Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Republik Indonesia (https://ristekdikti.go.id/kabar/kemenristekdikti-umumkan-peringkat-100-besar-perguruan-tinggi-indonesia-non-vokasi-tahun-2018/) tentang klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia tahun 2018, hasilnya sangat mengejutkan. Pasalnya, UPN “Veteran” Jatim yang pada tahun 2017 menduduki peringkat 22 turun peringkat menjadi 43. Terpaut jauh dengan Universitas di Surabaya lainnya yang bahkan sempat dibawah UPN “Veteran” Jatim sebelumnya, meski tetap diatas UPN “Veteran” Jakarta dan Yogyakarta.
Teguh Soedarto selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim menanggapi bahwasannya hal ini wajar terjadi di berbagai perguruan tinggi Indonesia. “Turun sedikit tidak apa-apa untuk ancang-ancang naik,” pungkasnya. Penilaian klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi menurutnya didasarkan pada beberapa hal, diantaranya adalah penelitian mahasiswa. Seperti halnya Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang baru saja dilaksanakan, UPN “Veteran” Jatim mengalami kemerosotan yaitu dari tiga ratus yang mengajukan, hanya dua yang lolos dan satu diantaranya telah gugur. Menurutnya pula untuk universitas yang telah terakreditasi A, setidaknya terdapat diatas sepuluh karya yang lolos PIMNAS. Ia pun menyadari bahwa program seribu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang digalakkannya tidak terwujud. Ia berpesan agar bersama-sama UPN “Veteran” Jatim dapat bangkit, baik dosen, Tenaga Pendidik, hingga mahasiswa untuk mengamalkan tri dharma perguruan tinggi.
Koordinator Program Studi Administrasi Bisnis, Sonja Andarini, juga menuturkan naik maupun turun peringkat adalah hal yang lumrah karena terdapat persaingan didalamnya. “Kita harus waspada, terutama ditekankan pada tri dharma,” ujarnya. Ia berharap agar bersama dapat terus membangun untuk tetap menjaga peringkatnya, apalagi saat ini UPN “Veteran” Jatim tengah mengajukan menjadi PTN-BLU (Perguruan Tinggi Negeri dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, red). Dia juga menambahkan, sebaiknya UPN “Veteran” Jatim bangkit sesuai dengan jargonnya yaitu inovasi, prestasi, sukses. Dengan begitu, diharapkan tidak hanya sekedar jargon semata, tetapi memang harus diimplementasikan dan kampus bela negara ditunjukkan dalam hal sederhana dan terkecil bukan sekedar tulisan besar saja.
“Itu sinyal agar kita lebih produktif, tidak hanya di UPN saja pasti di semua perguruan tinggi juga berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik,” ungkap Endang Yaktiningsih, selaku Sekretaris Jurusan Agribisnis. Penyebab peringkat turun itu dipicu dari banyak faktor diantaranya publikasi dosen, kegiatan kemahasiswaan, kerjasama internasional, dan masih banyak lagi faktor lainnya. “Kinerja dosen untuk penelitian sebenarnya sudah meningkat, hanya saja masih dalam proses,” tambahnya. Untuk kerjasama internasional sendiri juga sudah dilakukan, pasalnya di Fakultas Pertanian telah menerima kunjungan salah satu universitas dari Jepang pada Agustus lalu dalam rangka pertukaran akademik.
Suhelmi (Manajemen/17) menyampaikan kekecewaannya, “Sangat disayangkan, karena kemarin sempat diperingkat atas mengungguli universitas terkenal lain di Surabaya, akan tetapi sekarang malah turun drastis dibawahnya,” ungkapnya. Dia berpendapat bahwa peringkat universitas turun karena evaluasi yang kurang maksimal. Seperti halnya form evaluasi di website Sistem Informasi Akademik (SIAMIK) UPN “Veteran” Jatim, menurutnya kekurangan di kampus bisa dibenahi melaluinya, bukan sekedar data namun perwujudan yang nyata. Sedangkan menurut Khumairoh (TK/15), UPN “Veteran” Jatim masih perlu banyak berbenah, bahkan ia mengungkap bahwa peringkat 22 sebelumnya memang terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan. Hal ini dibuktikan dengan minimnya fasilitas, baik dari gedung, ruang kelas, buku edisi lama, penerangan, hingga jalan-jalan yang mesti diperbaiki. (wnf)