Aksi Menyerukan 4 Tuntutan Terhadap Pihak Rektorat untuk Segera Dicabut dan Dihapuskan
UPN News – Peraturan tentang ketentuan pakaian seragam untuk Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) kembali dituntut bersamaan dengan penolakan segala bentuk intimidasi terhadap mahasiswa berambut gondrong. Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai KM-UPN turun dalam aksi “Kuliah di Rektorat” pada Rabu (21/3) di Lapangan Rektorat.
Aksi ini diikuti oleh beberapa perwakilan mahasiswa dari semua fakultas. “Kita ajak teman-teman yang benar-benar mau dan ingin menyatakan secara langsung,” ungkap Rudi (Agrotek/16) selaku koordinator aksi. Aksi ini menyerukan 4 tuntutan antara lain, untuk mencabut surat edaran tentang ketentuan pakaian seragam saat ujian, menolak intimidasi terhadap mahasiswa berambut gondrong dalam kegiatan akademik dan non-akademik, dan menolak juga segala bentuk intimidasi terhadap organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi dan mahasiswa sendiri. Hal ini dikarenakan adanya banyak mahasiswa yang dikeluarkan saat ujian baik UTS maupun UAS. Sebelum aksi, Rudi telah mengundang Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Namun yang datang dengan mengatasnamakan Ormawa hanya Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMAK) dan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HIMATEPA), sedangkan mahasiswa yang lain datang sebagai mahasiswa.
Bertitik kumpul di Lapangan Parkir Fakultas Hukum, para demonstran berkumpul sejak pukul 08.00 WIB. Di sana para peserta aksi yang menjadi orator berorasi untuk mengajak mahasiswa yang lain. Kemudian mereka melanjutkan orasi di depan Fakultas Ilmu Komputer (FIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) II, dilanjutkan ke Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), lalu Fakultas Teknik (FT), dan berorasi di dalam Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) II, dilanjutkan ke kantin, Fakultas Pertanian (FP) dan FISIP I.
Setibanya di halaman rektorat, hujan tak menyurutkan mahasiswa untuk menghentikan aksinya. Aksi pun dilanjutkan di Joglo Rektorat hingga akhirnya mahasiswa ditemui oleh Wakil Rektor (Warek) 1 dan Warek 3, mengingat Rektor sedang berada di luar kota. Akhirnya perwakilan peserta aksi dan Warek berdiskusi di lobi rektorat. Dalam diskusi, Mu’tasim Billah selaku Warek 3 menyatakan semua tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa yang ikut aksi akan dibicarakan terlebih dahalu dengan pimpinan, dalam hal ini Rektor. Dalam hal intimidasi terhadap mahasiswa, Ramdan Hidayat selaku Warek 1, meminta agar melaporkan orang yang melakukan intimidasi kepada pihak Rektorat. “Kalau ada yang diintimidasi tidak dapat ikut ujian disampaikan ke Rektorat,” terangnya. “Jangan hanya, ‘Begini Pak’ pada kami (menunjukkan kalau ada yang diintimidasi tanpa ada bukti, Red),” lanjutnya. Karena tidak mendapat keputusan akhirnya pesertapun melakukan teatrikal dan aksi bakar ban di depan Rektorat setelah hujan reda.
Akhirnya beberapa peserta naik ke atas dan masuk ke ruang Rektor, mereka berniat untuk menunggu Rektor tiba. Aksi ini membuat pihak keamanan turun tangan untuk membuat mahasiswa yang ada di ruangan untuk kembali turun ke lobi. Akhirnya Warek 3 kembali mendatangi mereka dan berdiskusi agar mahasiswa menunggu Rektor di luar ruangan namun mahasiswa tetap tidak mau. Setelah pihak keamanan kembali berdiskusi secara baik, mahasiswa turun dan membubarkan diri tepat pukul empat sore.
Menurut Niswan, Humas UPN, aksi ini salah sasaran karena kebijakan mengenai seragam kembali pada keputusan Dekan di masing-masing. Untuk hal mahasiswa berambut gondrong, misalnya FISIP melalui nota dinasnya memperbolehkan gondrong asalkan rapi. Untuk kebijakan seragam sendiri masih akan ditinjau ulang oleh pimpinan di UPN. “Tetap ditinjau ulang dan kebijakan kembali ke Dekan masing-masing,” terangnya.
Dengan adanya aksi ini peserta aksi berharap agar semua tuntutan mereka diterima. “Harapannya tuntutan-tuntutan kita pada hari ini terselesaikan, mengingat minggu depan sudah mulai melaksanakan UTS,” ujar Kacong (Akuntansi/16). Sementara Mia (Ilkom/16) mengatakan bahwa ia kurang setuju dengan aksi ini. “Sebenarnya ini tergantung prespektif masing-masing mahasiswa, saya sendiri sama sekali tidak keberatan, justru merasa senang karena bisa terlihat rapi saat ujian,” ungkapnya. (ahp/but)